Menurut
Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi keberhasilan
kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri sewaktu perasaan
atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri apabila ia
memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya dan
kemudian mengambil keputusan-keputusan secara mantap.
Kemampuan
mengelola emosi merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan perasaannya
sendiri, sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya
secara wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)
Menurut
Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi sama artinya
dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan membantu
anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam pergaulan
sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan kemampuan
ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar kelompok dituntut
untuk bekerjasama, mengerti orang lain.
Anak merupakan pribadi sosial yang
memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk memanusiakan dirinya.
Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai
ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya
yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum
kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun
juga menjadi amat ahli.
Perkembangan
Kognitif tidak dating dengan sendirinya. Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum
yang disusun berdasarkan atas taraf perkembangan anak. Serta harus dapat
memberikan pengalaman pendidikan yang spesifik yaitu melalui pendidikan seni rupa
di sekolah.