Keberhasilan
suatu pertunjukan teater ditentukan oleh unsur-unsur yang saling bekerja sama
dan solid. Kelompok teater yang solid, ditunjang proses yang militan, serta
kecerdasan dalam meraih peluang dan gagasan di dunia teater setidaknya kelompok
itu sudah menunjukkan semangat untuk maju.
1. Wilayah
Keproduksian
a. Pimpinan Produksi
Pimpinan
produksi bertugas mengatur jalannya segala keproduksian dari pengaturan jadwal
pementasan, kesejahteraan kru panggung, pencarian dana, perizinan, dokumentasi,
dan publikasi.
b. Sekretaris
Produksi
Sekretaris
produksi mempunyai tugas antara lain sebagai berikut:
1)
Membuat surat-surat perizinan.
2)
Membuat proposal.
3)
Menyiapkan undangan.
c. Keuangan
Produksi/Bendahara
Keuangan
produksi memiliki tugas antara lain sebagai berikut:
1)
Mengatur sirkulasi antara pendapatan dan pengeluaran keproduksian dan
pemanggungan.
2)
Mencatat segala pengeluaran yang berhubungan dengan keuangan.
d. Divisi Pendanaan
Bagian
pendanaan cukup vital sekali dalam keproduksian teamwork teater karena tanpa
pendanaan yang cukup, pementasan akan sulit menjangkau capaian yang diinginkan,
meskipun ada konsep teater minimalis pada saat ini yang bisa menekan
pengeluaran, seperti pertunjukan monolog. Adapun tugas-tugas dari divisi pendanaan
adalah sebagai berikut:
1)
Berusaha
menggalang dana dengan cara menggaet para sponsorship atau founding.
2)
Menggalang
donatur/instansi/perorangan yang peduli dan mau memberikan suntikan dananya
untuk kelestarian kelompok pekerja teater.
e. Divisi Publikasi
Publikasi
bertugas mengenalkan kelompok kerja teater ke khalayak ramai. Adapun tugas
devisi publikasi antara lain sebagai berikut:
1)
Membuat
website/e-mail kelompok kerjanya agar bisa dibaca, didownload, dan menerima
masukan oleh khalayak penikmat seni teater.
2)
Bersama
divisi dokumentasi selalu mengisi website agar selalu memiliki info yang
terbaru dari kelompok kerja teaternya, seperti foto latihan, beberapa
pertunjukan, kupasan tetang pertunjukan, dan kritik yang diberikan oleh para
penikmat seni teater.
3)
Menyambung
kerja sama dengan media baik radio, surat kabar, atau televisi.
f. Divisi Dokumentasi
Divisi
dokumentasi berfungsi membuat dokumentasi pertunjukan maupun segala kegiatan
dari kelompok kerja teater tersebut. Adapun tugas-tugasnya adalah sebagai
berikut:
1)
Membuat
dokumentasi berujud foto pertunjukan atau VCD pertunjukan.
2)
Membuat
arsip-arsip pertunjukan dari awal kelompok berdiri sampai kegiatan-kegiatan
yang pernah dikerkajan kelompok kerja teater tersebut.
g. Divisi
Perlengkapan
Divisi
perlengkapan bertugas menginventarisasi semua perlengkapan yang dibutuhkan
dalam pertunjukan, seperti kain backdrop, dimer, lampu, tang, kawat, alat-alat elektronik
untuk tata musik, kabel, dan lain-lain.
h. Divisi Ticketting
atau Karcis
Divisi
ticketting bertugas antara lain sebagai berikut:
1)
Menjual
harga pertunjukan dengan melihat daya beli dari suatu daerah. Tidak mungkin
tiket akan dijual dengan harga mahal pada daerah yang daya belinya rendah.
2)
Membuat
tiket yang memiliki nilai seni agar memiliki tampilan yang menarik.
2. Wilayah
Pemanggungan
a. Sutradara
Sutradara
adalah orang yang bertugas menafsirkan naskah dan mengaktualisasikan ke dalam
bentuk seni garap teater secara utuh, dari pesinggungannya dengan naskah yang
memunculkan interpretasi sampai mengaktualisasikannya ke dalam seni
pertunjukan. Kedudukan sutradara sangat vital dalam kemajuan sebuah kelompok
teater, karena sutradaralah yang akan membuat konsep rangka bangun dari
kelompok teater tersebut. Ia pula yang akan bertanggung jawab dari bangunan tersebut,
sebagai upaya mengangkat naskah dengan pandangan-pandangan hidupnya,
prinsip-prinsip keseniannya, gaya, dan hal-hal yang berpengaruh dalam caranya
berekspresi, dan berkreasi di bidang artistik.
Adapun
tugas sutradara dalam pertunjukan antara lain sebagai berikut:
1)
Menentukan
nada dasar, meliputi: menentukan dan memberikan suasana khusus; membuat cerita
gembira menjadi suatu banyolan; mengurangi bobot tragedi yang terlalu
berlebihan; maupun memberikan prinsip dasar pada cerita yang dipertunjukkan.
2)
Memilih
pemain atau meng-casting pemain, meliputi: casting to type; casting by ability;
dan antitype casting.
3)
Membuat
latihan rutin, meliputi: olah vokal; olah tubuh; olah pikir; membaca dan
menafsirkan naskah;, serta mengatur blocking pemain di atas panggung.
4)
Membuat
gambaran tentang tata teknik pentas, meliputi: tata ruang panggung, tata lampu,
tata musik, tata rias; dan tata busana.
5)
Menguatkan
dan melemahkan scene, meliputi pembuatan adegan dalam pembabakan.
6)
Menciptakan
aspek-aspek laku, dengan pendekatan kepada pemain,baik dengan cara yang ketat
atau fleksibel.
7)
Memengaruhi
jiwa pemain, meliputi observasi; diskusi; dan latihan alam.
8)
Koordinasi,
meliputi: mengumpulkan semua yang terlibat, baik para pemain, tim penata
panggung; tim penata cahaya, penata rias dan busana, pemusik, dan tim produksi
untuk tumbuh bersama dalam menyukseskan pertunjukan teater.
b. Stage Manager
Stage
manager atau manajer panggung adalah orang yang bertugas mengelola dan
mengoordinasi segala hal di panggung. Adapun tugas stage manager sebagai
berikut:
1)
Mengecek
kondisi panggung pertunjukan, baik dari segi keselamatan dan keamanan pemain
serta kru panggung, serta menjaga kenyamanan penonton.
2)
Mencukupi
kebutuhan pemain serta kru panggung sewaktu menginjakkan kaki di tempat
pertunjukan.
3)
Terakhir
mengecek dan kroscek kesiapan semua tim yang terlibat dalam pertunjukan sebelum
pertunjukan dimulai.
c. Penata Cahaya
Fungsi
penataan cahaya dalam sebuah pertunjukan adalah untuk memunculkan efek
dramatik, estetik, dan artistik. Pada hakikatnya penata cahaya haruslah
menyadari tugasnya sebagai penata cahaya.Penata cahaya harus memahami fungsi
cahaya dalam sebuah pertunjukan teater, yaitu sebagai berikut:
1)
Cahaya
sebagai penerangan (general illumination), maksudnya mempunyai tujuan sebagai
penerangan suatu tempat atau ruangan dalam panggung agar tidak terkesan gelap.
2)
Cahaya
sebagai penyinaran (specific illumination) mengandung maksud dan tujuan yang
lebih kompleks, yaitu menerangi bagianbagian tertentu, seperti: pentas,
properti, ataupun pemain. Hal ini bertujuan untuk menimbulkan efek dramatik
atau efek suasana tertentu lebih mengena. Ada tiga macam peralatan tata cahaya
yang utama diperlukan, yaitu striplight (lampu berderet), spotlight (lampu
memusat), dan floodlight (lampu tanpa filter).
d. Penata Busana
Busana
merupakan pakaian serta perlengkapan (aksesoris) yang digunakan oleh tokoh di
atas pentas. Fungsi busana adalah membantu menghidupkan pelaku, yaitu agar
busana yang dikenakan sanggup menunjukkan siapa tokoh itu sesungguhnya. Oleh
sebab itu, hendaknya busana yang dikenakan oleh seorang tokoh mampu menampilkan
kepribadiannya, status sosialnya, maupun usianya. Fungsi busana yang lain
adalah mengindividualisasikan peranan, yaitu agar busana yang dikenakan dapat
membedakan seorang peranan dengan peranan lain, di samping mampu menunjukkan
latar (kapan dan di mana). Fungsi lainnya adalah memberikan fasilitas dan membantu
gerak pelaku, yaitu agar busana serta perlengkapan yang dikenakan tidak
membatasi gerak, tetapi hendaknya dapat memberi keleluasaan pemeran untuk
melakukan akting.
e. Penata Setting
Ruang
merupakan bentuk panggung untuk menciptakan tempat guna kepentingan gerak
pemeran, dan juga untuk mewujudkan latar (aspek ruang). Oleh sebab itu, konsep
ruang dalam pembahasan ini adalah mengenai bentuk panggung. Ruang sebagai media
laju gerak pemainnya dalam berekspresi. Aktor atau pemeran ditempatkan sebagai
unsur yang esensial bermain di panggung. Kedudukan latar dapat diatur secara
sederhana sepanjang dapat membantu gerak pemeran. Panggung yang hendak
diwujudkan hendaklah dapat mendukung permainan tokoh sebagaimana yang
dikehendaki dalam naskah. Dengan demikian, kehadiran dan pengaturan panggung
diupayakan tidak menenggelamkan tokoh, tetapi justru dapat membantu tokoh.
f. Penata Rias
Tata
rias adalah seni menggunakan alat dan bahan-bahan kosmetik untuk mewujudkan
karakter wajah tokoh. Sedangkan tugas perias menurut Harymawan (1988, halaman
134), adalah memberikan bantuan dengan jalan memberikan dandanan atau
perubahan-perubahan pada para pemain hingga terbentuk dunia panggung dengan
suasana yang kena dan wajar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa merias
wajah karakter tokoh dalam seni teater adalah pencarian karakter alami seorang
tokoh dalam keadaan keseharian masyarakat.
g. Penata Musik
Musik
dapat berkedudukan sebagai unsur dan dapat pula sebagai faktor dari sebuah
pertunjukan teater. Dalam teater modern, seringkali kehadiran musik hanyalah
sebagai faktor untuk membantu atau mendukung pertunjukan tersebut. Secara umum
pertunjukan drama dapat ditinjau melalui lihatan dan dengaran, maksudnya seni
pertunjukan ini bisa secara visual dapat dilihat dan secara auditif dapat pula
didengarkan.
Perlu
kamu pahami bahwa pertunjukan kelompok teater merupakan bangunan yang utuh dan
tidak bisa dipisah-pisahkan. Oleh karena itu, wilayah pemanggungan dan wilayah
keproduksian harus saling bahu-membahu menyukseskan pertunjukan yang akan
dilakukan oleh kelompok teater. Keberhasilan suatu pertunjukan teater
ditentukan oleh unsur-unsur yang saling bekerja sama dan solid. Kelompok teater
yang solid, berproses secara militan, serta cerdas dalam meraih peluang dan
gagasan di dunia teater setidaknya kelompok itu sudah menunjukkan semangat
untuk maju.
Sutradara
ialah orang yang mengaktualisasikan teks atau naskah ke atas panggung. Ia akan
dihadapkan pada pemeran (pemain), staf panggung seperti tim penata artistik,
serta publik atau penonton. Pimpinan produksi bertugas mengatur jalannya segala
keproduksian dari pengaturan jadwal pementasan, kesejahteraan tim panggung,
pencarian dana, perizinan, dokumentasi, dan publikasi. Wilayah pemanggungan
(sutradara) dan pimpinan produksi harus saling memahami dan bekerja sama agar
pertunjukan teater berjalan sesuai dengan yang diinginkan.