Teater
modern Barat yang saat ini berkembang tidak terlepas dari kemunculan teater
klasik. Teater klasik berkembang jauh sebelum kemunculan teater modern.
Berbagai bentuk teater berkembang di berbagai wilayah dan menjadi cikal bakal
teater modern. Kejayaan teater klasik di Eropa terutama pada zaman Yunani
Klasik (sekitar 500-100 SM) dengan tokohtokohnya seperti Aeschylus, Sophocles, dan
Euripides. Kemudian dilanjutkan zaman Romawi (sekitar 240 SM) saat bangsa
Romawi mengalahkan Yunani.
Setelah
Roma jatuh, muncullah teater abad Pertengahan sekitar tahun 1400-an-1500-an.
Namun teater pada abad Pertengahan ini pun mengalami kemunduran pula. Hingga
zaman Renaissance (1500-1700-an), seni teater mengalami kejayaan di Itali, dan
berlanjut pada zaman Elizabeth (sekitar tahun 1558- 1603) Zaman ini memunculkan
penulis Inggris terkenal, William Shakespeare (1564-1616) dengan
karya-karyanya: Romeo dan Juliet, Pedagang Venesia. Mimpi di Tengah Musim
Panas, Hamlet, Prahara, dan sebagainya.
Setelah
zaman Elizabeth, mulai muncullah teater modern di beberapa negara.
Kemunculannya seiring kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Misalnya masuknya
lampu-lampu gas menggantikan lampu minyak dan lilin pada pertunjukan teater
(sekitar tahun 1820-an). Lampu gas digantikan lampu listrik dan gedung teater
Savoy di London (1881) merupakan gedung teater pertama yang penataan cahayanya
menggunakan lampu listrik. Teater Dionysius klasik di Acropolis Yunani, tempat pertunjukan
tragedi-tragedi besar Aeschylus, Sophocles, dan Euripides ditampilkan pada
zaman Sokrates.
Pada
penghujung abad XIX muncul tokoh-tokoh teater yang ide-idenya menjadi pijakan
bagi perkembangan teater modern selanjutnya. Misalnya sutradara Rusia,
Konstantin Stanislavsky menonjolkan teater realis dalam garapan pertunjukannya.
Tokoh realis lain yang karya-karyanya sering dipentaskan di Indonesia misalnya
Henrik Ibsen dari Norwegia dengan karyanya: Rumah Boneka, Hantu-Hantu, Nova,
Musuh Masyarakat, Bebek Liar, Hedda Gabler, dan sebagainya.
Eugene
Ionesco yang dikenal sebagai tokoh teater absurd dengan karya-karyanya:
Pelajaran, Biduanita Botak, Badak-Badak. Serta tokoh teater Jerman, Bertold
Brecht dengan karya-karyanya Three Penny Opera, Mother Courage, dan The Good
Woman of Setzuan. George Bernard Shaw (1856-1950) dari Inggris dianggap sebagai
penulis lakon dan penulis terbesar pada abad Modern. Tokoh lain yang muncul
pada abad XX adalah Arthur Miller (Amerika Serikat) dengan naskah
ekspresionisnya yang terkenal berjudul Matinya Pedagang Keliling.