Jenis
karya seni rupa antara lain :
1. Menggambar
Kegiatan
menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai pembuatan
shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar
dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar
ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro
menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Kegiatan
coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan anak sangat
menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan kesempatan yang
diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan
menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan pikiran-pikiran
atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu cara
manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau perasaan-perasaannya. Dengan kata
lain, gambar merupakan salah satu bentuk bahasa.Ada 3 tahap perkembangan anak
yang dapat dilihat berdasarkan hasil gambar dan cara anak menggambar:
Pertama,
tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia 2-3 tahun.
Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya sehingga
coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti benang
kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret terkendali.
Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan tangan
dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang,
kemudian lingkaran-lingkaran.
Tahap
ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah lebih
luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil goresannyapun
sudah lebih. Tujuan menggambar bagi anak:
1.
Mengembangkan
kebiasaan pada anak untuk mengekspresikan diri
2.
Mengembangkan
daya kreativitas
3.
Mengembangkan
kemampuan berbahasa
4.
Mengembangkan
citra diri anak
2. Finger Painting (Lukisan Jari)
Pada
kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di area seni
yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama finger
painting.
Tujuan
dari kegiatan ini adalah :
a.
Dapat
melatih motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot kecil dan
kematangan syaraf.
b.
Mengenal
konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang terang kita
dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan kondisi-kondisi emosi
mereka.
c.
Mengenalkan
konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang sekunder dan
tersier.
d.
Mengendalkan
estetika keindahan warna.
e.
Melatih
imajinasi dan kreatifitas anak.
Ada
beberapa metode atau cara dalam kegiatan finger painting :
a.
Menggunakan
teknik basah (kertas dibasahi dulu)
b.
Menggunakan
teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)
3. Melukis
Salah
satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi juga
mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka belajar
melukis.
Pelajaran
melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-6 tahun atau usia TK. Media yang
digunakan untuk melukis pada anak usia dini biasanya cat air, cat minyak,
finger painting, dan lain-lain.
Dalam
pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap dengan
temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna yang
mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna, anak-anak
itu bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini menjaga
agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka
mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak
usia 7 dan 8 tahun, cirikhas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-ngan dengan hidup mereka sendiri.
Anak-anak
membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat
dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar
bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkan ide-ide.
4. Membentuk
Arti
kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan mewujudkan.
Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari kata dalam
bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya bahan yang
dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti tanah
liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam
pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi,
dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan
lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan
yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak bosan
dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan mereka.
Anak-anak akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka
menyentuh tanah liat, untuk merasakan sensualitasnya.
Teknik
membentuk sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Membutsir
Membutsir
adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan cara
diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan lembek. Bahan
yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir dengan tangan
yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang disebut sudip.
b. Memahat
Membentuk
dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara memahat.Setiap
bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai antara lain
kayu, batu es, dsb. Karya yang dibuat dari bahan yang disambung-sambung.
c. Cor (Menuang)
Proses
menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang berbentuk
cetakan. Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan. Bahan cair ini
dibuat dari semen,plastik ,karet dan gips.
d. Merakit
Membuat
karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan bahan.
Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan. Potongan bahan disambungkan
dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
5. Mencetak
Mencetak
adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan menggunakan teknik
tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak dalam,cetak saring,cetak
copy, dan cetak dengan pintu out.
Mencetak
dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5 tahun.
Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya sendiri. Entah bagaimana
dengan cara apa seorang anak berusia 5 tahun dalam pembelajaran mencetak anak
menemukan bahwa menepukkan spons yang sudah diberi warna di atas menghasilkan
rangkaian pola yang berulang-ulang (perihal mencetak, merupakan suatu
kemungkinan yang menakjubkan untuk mengulanginya).
Mencetak
yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel tersebut gambar-gambar yang
diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan kemudian dipindahkan ke kertas.
Stempel cetak yang paling sederhana terbuat dari Styrofoam. Selain murah juga
tidak berbahaya bagi anak didik kita.
Untuk
anak-anak usia 5 tahun dan 6 tahun, penting khususnya untuk menyuruh mereka
mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka sungguh-sungguh memahami
prosesnya. Semua anak menikmati mengeksplorasi efek-efek yang dihasilkan
tekstur ini ketika pelatnya dicetak.
6. Menjiplak
Sebelum
membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk menjiplak. Mereka
cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat dan dengan
krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan gambarannya.
Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan menggunakannya dengan
banyak cara.
Koin-koin
biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang sederhana dan mudah
sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan yang berbeda
dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara yang bagus untuk
membuat anak-anak peka pada dunia sekitar mereka.
7. Kolase
Kolase
dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai macam bahan
pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih dan
mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu
meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka
dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.
Ada beberapa macam kolase yaitu:
a.
Kolase
dengan kertas dan kain
b.
Kolase
dengan tekstur
8. 3M
(Menggunting, Menempel, Melipat)
Karya
rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu bentuk
tiga dimensi. Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.