Organisasi seni
pertunjukan dalam melakukan produksi melalui proses. Proses terkait dirancang
mulai tahapan awal hingga pementasan. Untuk masing-masing cabang seni proses
produksi berbeda. Perbedaan dimulai dari perencanaan hingga tahap pementasan.
Cabang seni teater misalnya dimulai dari penulisan skenario, casting,
pelatihan, pencarian tempat pentas, penataan panggung, penataan cahaya,
penyediaan kostum, properti, promosi dan sebagainya.
Tahapan tersebut di
atas hampir sama dijumpai pementasan pada seni tari, musikal, dan bentuk-bentuk
seni pertunjukan. Pada seni rupa persiapan kemungkinan agak berbeda dengan
bentuk seni pertunjukan. Oleh karena organisasi seni pertunjukan mempunyai keinginan
agar produksi seninya dapat dinikmati oleh masyarakat, maka kebutuhan minat
masyarakat harus diperhatikan. Organisasi seni pertunjukan berkewajiban
mendidik dan meningkatkan taraf apresiasi seni kepada masyarakat secara
proporsional.
Pihak organisasi
seni pertunjukan harus berinteraksi dengan masyarakat apa yang diinginkan dan
bagaimana bentuk penyajiannya dapat disuguhkan. Organisasi seni pertunjukan
harus terbuka atas respons yang masuk. Interaksi kontak kesenian menjadi salah
satu bangunan pola perkembangan dan rekonstruksi hasil karya agar mampu menjadi
barometer produksi seni yang berimbang. Kebutuhan seniman, penghayat, dan
kritikus seni menjadi salah satu jembatan menuju revitalisasi seni pertunjukan
menjadi berkualitas, modivikatif, dan sesuai publik.
Aspek lingkungan
secara langsung menjadi sumber acuan dalam menjaga kontinuitas berkarya atau
produksi seni. Faktor ini harus diperhatikan mengingat masalah strategi
pemasaran, sponsorship, penonton, dan elemen pendukung seni mampu menyedot
perhatian publik adalah menjadi kunci strategi pengembangan seni pertunjukan
eksis di masyarakat. Faktor yang ikut berperan dalam kontinuitas produksi karya
seni yang secara tidak langsung menjadi salah satu penunjang (empati, respons)
adalah faktor poliik, ekonomi, pemerintah, masyarakat, teknologi harus
diperhatikan.
Secara garis besar
masalah yang berpengaruh dalam produktifitas karya seni baik langsung maupun
tidak langsung dapat digambarkan sebagai berikut di bawah ini.
·
Pemerintah
·
Penonton
·
Pemasok
·
Ekonomi
·
Teknologi
·
Politik
·
Sosial
·
Proses Karya Seni
Manajemen akan
membantu organisasi seni pertunjukan di dalam mewujudkan harapannya untuk
memproduksi karya secara maksimal. Regulasi ke arah itu diupayakan dengan
melalui pemberdayaan berbagai komponen yang terkait untuk bersinergis dalam
membangun jaringan yang tanggam seperti proporsi rumah laba-laba. Apabila
berbagai komponen pendukung yang dirasakan dapat digunakan sebagai stimulus
dalam mempermulus laju dan perkembangan produksi seni pertunjukan sebaiknya
dilakukan secara komprehensif.
Di sini faktor
keberuntungan, perencanaan produksi, strategi penerapan dan penggunaan celah
yang mendatangkan peluang bisnis besar perlu diterapkan walaupun pada kapasitas
produksi untuk oenyajian karya seni sebagai hobi saja. Dengan demikian
diperlukan kerja keras berbagai komponen yang terlibat dan sekaligus upaya
penanganan hambatan harus diminimalisir secara tepat, sehingga pelaksanaan
produksi karya seni menjadi pilihan dan harapan bersama.
Di sisi lain Masalah
manajemen sebagai basis dalam pengelolaan suatu organisasi seni pertunjukan
memiliki kompetensi yang sangat krusial dalam menentukan laju dan arah
pengembangan dari suatu seni pertunjukan. Secara umum dalam pengelolaan terasa
sangat gampang, namun dalam peleksanaannya memerlukan penanganan yang sangat
rumit, butuh perhatian khsusus serta lebih diutamakan pada pemngalaman empirik
menjadi sumber dalam melaksanakan dan sekaligus menetapkan keberhasilan
produksi karya seni secara proporsional.
Di bawah ini maket
yang menunjukkan penanganan manajemen seni pertunjukan berdasarkan beberapa
rekomendasi dari pihak-pihak yang telah lama memproduksi suatu karya seni dalam
momentum atau even pertunjukan yang sebagaian besar ditetapkan secara
kronologis-empiris sebagai berikut:
·
Perencanaan
Pengorganisasian
·
Pengarahan
Pengendalian
Hal ini didasarkan
kepada misi organisasi yang menjalankan secara bisnis dan secara pemenuhan hobi
atau tuntutan program produksi mempertimbangkan dana atau finansial sebagai
kunci kerja produksinya. Di sini artis dan merangkap pengelola untuk mengembangkan
produksinya berusaha mempertahankan pengembangan karya seni. Pada sisi lain,
Pengelola yang menyediakan total waktu menjadi kredibilitas taruhan dalam
menjalankan manajemen produksinya secara maksimal.