Pengorganisasian
dilakukan agar para staf yang ada dalam organisasi seni pertunjukan dapat
maksimal dalam menjalankan kerja dan mempertanggungjawabkan pekerjaannya. Hal
ini diwujudkan dalam bentuk struktur organisasi dan uraian pekerjaan yang harus
dilakukan, dipertanggungjawabkan dan dikonsolidasikan kepada antar berbagai
staf yang terkait dalam organisasi.
1. Pengorganisasian
Untuk menjamin
kemampuan orang-orang yang ada di dalam organisasi agar dimanfaatkan secara
optimal.
(a) Bentuk
·
Struktur
organisasi,
·
Uraian pekerjaan,
·
Mekanisme kerja
antar staf.
(b) Proses Organisasi
·
Merinci pekerjaan-pekerjaan,
·
Mengelompokan
pekerjaan-pekerjaan,
·
Membagi tugas,
·
Menyusun mekanisme
kordinasi.
(c) Fungsional
·
Organisasi dibagi
berdasarkan kelompok-kelompok fungsional seperti produksi, keuangan, pemasaran, dan sumber daya
manusia.
(d) Kegiatan
·
Organisasi dibagi
berdasarkan kegiatan yang dilakukan, misalnya musik, teater, tari,
(e) Wilayah
·
Organisasi
berdasarkan tempat organisasi beroperasi, misal Srimulat Solo, cabang Surabaya,
Jakarta, dll.
(f) Proses
·
Organisasi dibagi
berdasarkan jenis proses yang dilakukan. Bagian penelitian, penulisan,
koreografi, pelatihan dan pementasan.
2. Pengarahan
Pengarahan dalam
suatu organisasi memiliki ciri bentuk yang berbeda satu organisasi dengan
lainnya. Perbedaan ditentukan oleh gaya kepemimpinan, pola pengembangan teori
kepemimpinannya. Pengaraham meliputi organisasi instruksi, motivasi, teknik
menyampaikan komunikasi tujuan organisasi kepaeda staf agar menjalankan
tugasnya dengan baik.
(a) Asumsinya teori X (berpikir negatif) mencakup
·
Pola perintah,
pengawasan, dan menghindari tanggung jawab, serta mementingkan jaminan
keamanan.
(b) Asumsinya teori Y (berpikir positif) mencakup.
·
Adanya pengerahan
tenaga fisik dan mental untuk bekerja pada hakikatnya sama dengan bermain dan
istirahat,
·
Pengawasan da
ancaman bukan satu-satunya cara untuk mencapai tujuan organisasi,
·
Menyetujui tujuan
merupakan bagian yang erat hubungannya dengan kebutuhan mencapai penghargaan
atas prestasinya,
·
Orang bersedia
menerima tanggung jawab dan mencari kondisi yang cocok untuk bekerja,
·
Orang mempunyai
kemampuan berimajinasi, kecerdasan, dan kreativitas memecahkan masalah,
·
Potensi intelektual
orang baru sebagian yang digunakan,
3. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan
pada dasarnya menjadi ciri bentuk organisasinya. Perangai dan tingkah laku
pimpinan dapat mempengaruhi sistem dan cara pengambilan kebijakan yang
diorganisasikannya.
(a) Otokratis, memusatkan penguasaan dan pengambilan keputusan dari pimpinan.
Pimpinan yang memiliki ciri demikian cenderung menggunakan asumsi negatif
berpikir.
(b) Partisipasif, gaya kepemimpinan seperti ini melibatkan bawahan dalam
pengambilan keputusan. Pimpinan demikian cenderung berpandangan teori Y.
(c) Demokratis, gaya kepemimpinan menyerahkan keputusan kepada kelompok. Gaya
kepemimpinan yang terbaik dikembangkan pada pola ini. Pertimbangan menyangkut
iklim organisasi, kelompok, sifat pekerjaan, faktor lingkungan menjadi kendali
mutu dalam mencapai tujuan organisasi. Kepemimpinan otokratis dipakai bila
kelompok yang dihadapi memerlukan tindakan cepat dan tegas. Pertimbangan
tentang kepribadian pemimpin, iklim dan kebijakan organisasi, dan pengalaman
karakter harapan dan tingkah laku atasan, karakter dan tingkah laku bawahan, sifat
pekerjaan dan harapan dan tingkah laku rekan sejawat menjadi pertimbangan.
MotivasiI
Kebutuhan yang
mendorong untuk melakukan sesuatu yang pada ujungnya menyebabkan orang
bertingkah lakuk tertentu dalam mencakai tujuan, Pengaruh karakteristik
individu, pekerjaan, sistem, dan kondisi organisasi untuk dihayati secara
benar-benar.
4. Pengendalian
Proses pengendalian
pada dasarnya merupakan mekanisme yang berfungsi atau memastikan tercapainya
sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan suatu organisasi. Pengendalian
bermakna menetapkan standar dan pengukuran prestasi, ketercapaian prestasi,
membandingkan hasil dengan standar serta mengambil tindakan secara ekonomis,
tepat waktu, dapat dimengerti, dan dapat diterima.
·
Menetapkan standar
dan pengukuran prestasi, pengendalian standar dikembangkan dari sasaran
perencanaan. Kriteria standar biasanya dihasilkan dari bentuk sasaran yang
ditetapkan berdasar kriteria spesifik. Bagaimana hasil dilakukan dengan
obyektifikasi untuk menghasilkan pengukuran prestasi yang ditetapkan.
·
Mengukur hasil atau
prestasi, dilakukan melalui cara pengukuran yang sudah ditetapkan dengan baik.
·
Membandingkan hasil
dengan standar, adalah prosedur pengukuran dengan membandingkan antara hasil
dengan standar. Deviasi yang ada dan terjadi harus diminimalikan. Pengukuran
yang bersifat kualitatif membutuhkan interpretasi/pengambilan keputusan secara
sesuai penetapan, atau berupa penafsiran. Keputusan yang diambilop memerlukan
tindakan akurat, cepat dan tegas.
·
Mengambil tindakan,
Melalui hasil perbandingan tindakan harus dilakukan. Persoalan penyimpangan,
akibat negatifnya dipilih seminimal mungkin. Tindakan harus membawa dampak yang
positif bagi pengambilan keputusan.
·
Pengendalian yang
baik harus membawa dampak sebagai berikut:
·
Fokus pada masalah
penting, prioritas sasaran.
·
Ekonomis, tidak
mahal dan hasil yang dicapai memiliki dampak positif bagi organisasi.
·
Tepat waktu, upaya
pendikteksian secara dini atas target.
·
Akumulasi mudah
dipahami dan diterima kalangan organisasi
Tipe atau ciri-ciri
organisasi yang bertujuan mengembangkan karya seni sebagai sandaran banyak
dimiliki oleh lembaga pendidikan yang membina dan mengembangkan para mahasiswa
bergerak sebagai subyek di dalam mengelola, produksi karya, dan memasarkan
hasil karyanya sendiri melalui berbagai media dan alat siar lainnya. Secara
umum lembaga pendidikan dalam menangani hasil karya sendiri dengan marketing
sendiri dilakukan secara sederhana hingga pada babagan yang dapat diapresiasi
secara tinggi yakni dengan melakukan teknik marketing secara
profesional.
Bentuk dan jenis
yang dikembangkan dari reduksi yang sederhana hingga pada pembagian staf yang
cukup proporsional dan melalui seleksi terhadap setiap personal yang menduduki
jabatan pada organisasi seni pertunjukan tersebut secara profesional juga. Di
sini dapat dicontohkan figur atau prototip organisasi seni pertunjukan yang
dikembangkan salah satunya di Universitas Negeri Jakarta yakni melalui bagan
personel dan uraian job deskripsi tugas masing-masing personel yang menggawangi
jabatan tersebut adalah sebagai berikut pada lembar selanjutnya.