Apabila kita
melihat sebuah tarian baik jenis tradisional atau non tradisional, banyak
unsur-unsur yang dapat dikenali dan terlihat oleh mata (visual). Pada dasarnya
sebuah tarian tidak hanya terdiri-dari susunan gerak yang telah mengalami
proses stilisasi atau distorsi atau penggarapan dari aspek tenaga, ruang dan
waktu, namun terdapat juga unsur-unsur lain yang disusun sedemikian rupa hingga
menjadi sebuah komposisi yang disebut dengan tari.
Unsur-unsur
itu, adalah: desain lantai, desain atas, desain musik, desain dramatik, tema,
tata rias/busana dan tata rambut, serta tata pentas, disebut dengan unsur
komposisi tari . Dalam jenis tari tradisional yang berasal dari suatu
komunitasmasyarakat etnik, unsur-unsur tersebut dibangun dan disusun sesuai
dengan nilai-nilai dan corak tradisional yang mewarnai kehidupan masyarakatnya,
serta sesuai dengan kepentingan-kepentingan (fungsi tari) dalam kehidupan
masyarakatnya, sehingga pola gerak, rias, busana, perlengkapan tari, musik,
tempat pementasan mencerminkan ciri khas dari budaya setempat dan adat
masyarakat yang memiliki tarian itu. Sebagai contoh dalam tari tradisional
jenis tari rakyat.
Desain gerak,
desain lantai, desain atas, tata rias busana, musik, tempat menari dipersiapkan
dan dalam tari itu disusun sedemikian rupa, walaupun hasilnya terkesan
sederhana dan tidak rumit. Biasanya penyelenggaraan tari untuk tujuan upacara
adat, upacara agama atau untuk tujuan ikatan kebersamaan warga, maka tempat
pementasan tari biasanya sesuai dengan tujuan upacara tersebut. Hal tersebut
sangat berbeda dengan tari klasik dan jenis tari untuk tujuan pertunjukan.
Dalam tari
klasik pola gerak, desain lantai, desain atas, tata rias, busana, musik,
perlengkapan, pementasan bahkan tema tarinyapun, disusun berdasarkan pola-pola
koreografi yang lebih artistik, sehingga hasilnya terkesan rumit, taat kepada
aturan-aturan yang harus dipatuhi yang terkait dengan aturan-aturan yang
berlaku dalam tatanan kehidupan orang istana. Sedangkan tari untuk untuk seni
pertunjukan yang merupakan ungkapan individual yang biasanya dalam proses
penciptaannya, lebih banyak memiliki kebebasan dalam mengekplorasi semua unsur
tari, sehingga memungkinkan pada pencapaian kualitas artistik maupun estetis
dari aspek unsur-unsur tari itu sangat maksimal.
Menurut La Mery
(1965: 17-108), unsur-unsur komposisi tari, sebagai berikut:
1. Desain lantai
atau floor design adalah garis-garis di lantai yang dilalui oleh seorang
penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok.
Garis-garis lantai dibentuk dari garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus
dapat menghasilkan bentuk garis diagonal, segitiga, sig-sag, V atau V terbalik,
T atau T terbalik, dan garis lengkung dapat menghasilkan bentuk lingkaran,
lengkung setengah lingkaran, spiral, angka delapan dan sebagainya.
2. Desain atas
atau air desaign Adalah desain yang dibuat oleh anggota badan, berada di
atas lantai. Desain ini dilihat dari arah penonton. Menurut La Mery (1965:
22-39) ada bermacam-macam yaitu desain: datar, dalam, vertikal, horisontal,
kontras, murni, statis, lurus, lengkung, bersudut, spiral, tinggi, medium,
rendah, terlukis, lanjutan, tertunda, simetris, dan asimetris.
3. Desain musik
adalah pola ritmik dalam sebuah tari. Pola ritmik di dalam tari timbul karena
gerakan tari yang sesuai dengan melodi, gerakan tari yang sesuai dengan harmoni
dan gerakan tari yang sesuai dengan frase musik.