A. Persiapan Pentas:
1)
sutradara
1)
art
director: mulai lighting, stage, tempat, dll.
2)
teks
drama: full text atau part text
3)
aktor
4)
penonton
B. Casting Pemain:
(1)
Casting
by Ability; pemilihan peran berdasar kecakapan atau kemahiran
(2)
Casting
to Type; pemilihan pemeran berdasarkan atas kecocokan fisik si pemain.
(3)
Anti
Type Casting; mendidik seseorang memerankan watak dan tokoh yang berlawanan dengan
wataknya sendiri dan ciri fisiknya sendiri.
(4)
Casting
to Emotional Temperament; adalah pemilihan pemeran berdasarkan observasi kehidupan
pribadi calon pemeran. (5) Therapeutic Casting; adalah pemilihan pemeran dengan
maksud untuk penyembuhan terhadap ketidakseimbangan psikologis dalam diri
seseorang. Biasanya watak dan temperamen pemeran bertentangan dengan tokoh yang
dibawakan. Misalnya, orang yang selalu ragu-ragu, harus berperan sebagai orang yang
tegas, cepat memutuskan sesuatu.
C. Penata Pentas
Untuk
menghidupkan peran di pentas, peralatan teknis akan membantu. Peralatan
tersebut meliputi: pengaturan pentas (stage),
dekorasi (scenery), tata lampu (lighting), tata suara (sound system), dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan teknis pentas.
D. Penata Artistik
Untuk
mengatur secara artistik hal-hal yang berhubungan dengan pementasan secara
langsung, biasanya terdapat bagian artistik. Bagian artistik berhubungan dengan
tata rias (make up), tata busana (costum), tata musik dan efek suara (music sound effect).
E. Latihan Pentas
(1)
Rencana
action dari para aktor, pada dialog
tertentu harus berdiri, duduk, crossing,
meloncat, tertawa, menangis, dan sebagainya. Semua ini harus sudah direncanakan
oleh sutradara sebelum latihan dimulai.
(2)
Latihan
blocking (pengelompokan).
(3)
Latihan
action atau latihan kerja teater.
(4)
Latihan
suara, gerak, imajinasi, konsentrasi.
F. Pendukung Pentas
Rias:
1.
Rias
jenis, yaitu rias yang mengubah peran. Misalnya peran lakilaki diubah menjadi
peran wanita yang memerlukan rias di berbagai bagian tubuh.
2.
Rias
bangsa, yaitu rias yang mengubah kebangsaan seseorang. Misalnya orang Jawa
harus berperan sebagai Belanda, yang ciri-ciri fisiknya berbeda.
3.
Rias
usia, yaitu rias yang mengubah usia seseorang. Misalnya, orang muda yang berperan
sebagai orang tua atau sebaliknya. Anatomi pelbagai umur perlu dipelajari untuk
merias wajah dan urat atau kulit secara cermat dan tepat.
4.
Rias
tokoh, yaitu rias yang membentuk tokoh tertentu yang sudah memiliki ciri fisik
yang harus ditiru. Misalnya seorang pemuda biasa harus berperan sebagai Superman,
Gatotkaca, atau penjahat.
5.
Rias
watak, yaitu rias sesuai dengan watak peran. Tokoh sombong, penjahat, pelacur,
dan sebagainya membutuhkan rias watak yang cukup jelas, untuk meyakinkan
peranannya secara fisik.
6.
Rias
temporal, yaitu rias yang dibedakan karena waktu atau saat tertentu. Misalnya
rias sehabis mandi, bangun tidur, pesta, picnic, sekolah, dan sebagainya.
7.
Rias
aksen, yaitu rias yang hanya memberikan tekanan kepada pelaku yang mempunyai
anasir sama dengan tokoh yang dibawakan. Misalnya pemuda tampan harus berperan
sebagai pemuda tampan dengan ras, watak, dan usia yang sama. Fungsi rias hanya
untuk memberikan tekanan saja.
8.
Rias
lokal, yaitu rias yang ditentukan oleh tempat atau hal yang menimpa peran
Lampu:
1.
Hidup matinya lampu.
2.
Penyuraman lampu.
3.
Arah sinar.
4.
Besarnya sinar spotlight.
5.
Bentuk sinar spotlight.
6.
Warna dari sinar.
Dekor:
a.
Flat, berupa dekorasi
yang berbingkai-bingkai kayu, ditutup kain dan dicat.
b.
Drops, berupa dekorasi
tidak berbingkai, digantung pada bagian belakang panggung.
c.
Plastic pieces, berupa lukisan
objek yang tiga dimensional, misalnya: pintu, jendela, pohon, tungku api, dan
sebagainya.
d.
Interior setting, jika lakon
dipentaskan di dalam rumah.
e.
Exterior setting, jika lakon dipentaskan
terjadi pada alam terbuka.
Efek:
1.
Set props, yaitu perabotan
yang terletak pada lantai pentas.
2.
Hand props, yaitu peralatan di
pentas yang dipergunakan olf aktor, misalnya pedang, bedil, surat, makanan, dan
lain-lain.
3.
Trim props, yaitu peralatan
yang digunakan sehagai dekor penta misalnya lukisan, tapestries, drapestries,
dan sebagainya.
4.
Effects, yaitu segala
sesuatu yang memberi efek, tetapi tidz termasuk bagian lain, misalnya es,
hujan, payung, dan sebagainya.