Dilihat dari
komoditas yang berkembang di pasar, pertunjukan tari-tarian Aceh berada nomor
dua pengakuannya untuk seni wisata Indonesia setelah Bali. Aceh lebih
proporsional menjadi bagian dari Indonesia menyangkut wisata seninya karena
harus dan patut diakui bahwa Tari Saman, Tari Saudati menjadi maskon
tari-tarian Indonesia bagi wisatawan mancanegara.
Upaya peningkatan atas
sandaran hidup bagi pelaku seni tari-tarian Aceh cukup significan bagi yang membidangi
tari-tarian Aceh. Konsteks nilai jual
dan nilai seninya telah banyak diakui oleh turis atau wisatawan dari manca
negara bahwa Tari Saman dan Tari Saudati yang terrenal dinamis, atraktif, dan
penuh imej menjadikan artistiknya tari tersebut semakin diminati oleh wisatawan
untuk selalu menikmati tarian diberbagai acara, waktu, dan kebutuhan hajad yang
mampu dielaborasikan oleh tari-tarian tersebut.
Peristiwa pertunjukan kedua tarian Aceh tersebut pada dasarnya cocok
sebagai konsumsi seni wisata. Nilai jual dalam rangka memenuhi standar kualitas
pelaku seni cukup menjanjikan. Dengan demikian nilai jual dan kualitas seni
kemasannya mampu menjamin pelaku seni menekuni seni kemasan wisata tersebut
sebagai sandaran hidupnya.