Kemampuan
bidang estetika dan budaya seakan dikesampingkan pada kondisi sistem pendidikan
nasional saat ini, karena lebih mengutamakan pengembangan kemampuan dibidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan matematika. Hal ini kurang mendukung upaya
pembentukan kwalitas kepribadian manusia Indonesia yang diharapkan. Peran
pendidikan
seni merupakan
salah satu kemampuan dibidang estetika yang dapat mewujudkan manusia seutuhnya.
Seni merupakan
salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan karya yang dapat
menyentuh jiwa spiritual manusia. Karya seni merupakan suatu wujud ekspresi
yang bernilai dan dapat dirasakan secara visual maupun audio. Seni terdiri dari
musik, tari, rupa, dan drama/sastra. Seni rupa merupakan ekspresi yang
diungkapkan secara visual dan terwujud nyata (rupa).
Seni rupa
modern terbagi atas dua kelompok besar yaitu seni murni dan seni terapan. Seni
terapan terdiri dari desain dan kriya. Desain dan Kriya bertujuan untuk mengisi
kebutuhan masyarakat akan bidang estetis terapan. Perkembangan keilmuan seni
rupa dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami perluasan ke arah wahana besar
yang kita kenal sebagai budaya rupa (visual culture).
Lingkup
sesungguhnya tidak hanya cabang-cabang seni rupa yang kita kenal saja, seperti
lukis, patung, keramik, grafis dan kriya, tapi juga meliputi kegiatan luas
dunia desain dan kriya (kerajinan), multimedia, fotografi. Bahkan muncul pula
teori dan ilmu sejarah seni rupa, semantika produk, semiotika visual, kritik
seni, metodelogi desain, manajemen desain, sosiologi
desain, dan seterusnya.