Kekuatan utama
yang menjadi daya tarik sebuah pertunjukan teater adalah akting atau tingkah
laku para pemain dalam memerankan tokoh yang sesuai dengan tuntutan karakter
dalam naskah. Kekuatan inilah yang akan menjadi magnit, bagus, menarik ,indah,
punya kekuatan atau tidak berkarakter, tidak menarik bahkan membosankan akan
menentukan penonton bertahan tidaknya ditempat duduknya.
Virtuositas
adalah kekuatan atau daya tarik seniman yang dilahirkan dari
keterampilan,kecerdasan serta pendalaman sepenuh hati dan jiwa pada karya yang
ditampilkan, sehingga menimbulkan rasa empati dan simpati bagi yang melihatnya.
Untuk tampil bagus dan menarik dipanggung teater,seorang aktor harus menguasai
berbagai tehnik dan keterampilan seni peran.
Seperti
dikatakan oleh stanislavsky, seorang aktor harus menguasai olah tubuh, vokal,
dan harus mempunyai daya konsentrasi, imajinasi, fantasi, observasi serta
mempunyai kecerdasan, wawasan, pengetahuan yang luas tentang berbagai hal dalam
kehidupannya. Sehingga ketika sorang aktor membawakan peran tokoh dalam sebuah
pementasan akan tampil dengan kedalaman karakter yang indah, menarik dan penuh
penghayatan yang sesuai dengan tuntutan naskah pertunjukan.
Pemahaman
mengenai karakter ini adalah penggambaran sosok tokoh peran dalam tiga dimensi
yaitu keadaan fisik, psikis dan sosial. Keadaan fisik meliputi; umur, jenis
kelamin,cirri-ciri tubuh, cacat jasmaniah, ciri khas yang menonjol,suku bangsa,
raut muka, kesukaan, tinggi/pendek, kurus gemuk, suka senyum/ cemberut dan
sebagainya.
Keadaan psikis
meliputi; watak, kegemaran, mentalitas, standar moral, temperamen,ambisi,
kompleks psikologis yang dialami, keadaan emosi dan sebagainya.Keadaan
sosiologis meliputi ; jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama, ideologi
dan sebagainya, keadaan sosiologis seseorang akan berpengaruh terhadap prilaku
seseorang, profesi tertentu akan menuntut tingkah laku tertentu pula.
Pencapaian seorang aktor dalam mewujudkan sosok peran sesuai karakter ini juga
ditentukan oleh pengalaman dan kepekaannya dalam menghayati kehidupan serta
pengalaman tampil dalam berbagai pementasan.
WS. Rendra
menyebutkan bahwa dalam pementasan ada empat sumber gaya yaitu aktor atau
bintang, sutradara, lingkungan dan penulis. Aktor atau bintang menjadi sumber
gaya artinya kesuksesan pementasan ditentukan oleh pemain-pemain kuat yang
mengandalkan kepopuleran, kemasyuran, ketampanan atau kecantikan atau daya
tarik sensualnya.
Pemain bintang
akan menjadi pujaan penonton dan akan menyebabkan pementasan berhasil jika yang
dijadikan sumber gaya adalah actor dan bukan bintang maka kecakapan berperan
diandalkan untuk memikat penonton. Aktor harus menghayati setiap situasi yang
diperankan dan mampu secara sempurna menyelami jiwa tokoh yang dibawakan serta
menghidupkan jiwa tokoh sebagai jiwa sendiri.