Kegiatan
berteater dalam kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia bukan merupakan
sesuatu yang asing bahkan sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan, kegiatan
teater dapat kita lihat dalam peristiwa-peristiwa Ritual keagamaan,
tingkat-tingkat hidup, siklus hidup (kelahiran, pertumbuhan dan kematian) juga
hiburan. Setiap daerah mempunyai keunikan dan kekhasan dalam tata cara
penyampaiannya.
Pengertian Teater
Arti luas
teater adalah segala tontonon yang dipertunjukan didepan orang banyak, misalnya
wayang golek, lenong, akrobat, debus, sulap, reog, band dan sebagainya.
Arti sempit
adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan diatas pentas,
disaksikan oleh orang banyak, dengan media : percakapan,gerak dan laku dengan
atau tanpa dekor, didasarkan pada naskah tertulis denga diiringi musik,
nyanyian dan tarian.
Teater adalah
salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsur utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suatu karya
(seni pertunjukan) yang ditunjang dengan unsur gerak, suara, bunyi dan rupa
yang dijalin dalam cerita pergulatan tentang kehidupan manusia.
Unsur-unsur
teater menurut urutannya:
• Tubuh manusia
sebagai unsur utama (Pemeran/ pelaku/ pemain/actor)
• Gerak sebagai
unsur penunjang (gerak tubuh,gerak suara,gerak bunyi dan gerak rupa)
• Suara sebagai
unsur penunjang (kata, dialog, ucapan pemeran)
• Bunyi sebagai
efek Penunjang (bunyi benda, efek dan musik)
• Rupa sebagai
unsur penunjang (cahaya, dekorasi, rias dan kostum)
• Lakon sebagai
unsur penjalin (cerita, non cerita, fiksi dan narasi)
Teater sebagai
hasil karya (seni) merupakan satu kesatuan yang utuh antara manusia sebagai
unsur utamanya dengan unsur–unsur penunjang dan penjalinnya. Dan dapat
dikatakan bahwa teater merupakan perpaduan segala macam pernyataan seni.
1.
Bentuk Teater Indonesia berdasarkan
pendukungnya
a. Teater rakyat
yaitu teater yang didukung oleh masyarakat kalangan pedesaan , bentuk teater
ini punya karakter bebas tidak terikat oleh kaidah-kaidah pertunjukan yang
kaku, sifat nya spontan,improvisasi. Contoh : lenong, ludruk, ketoprak dll.
b. Teater Keraton
yaitu Teater yang lahir dan berkembang dilingkungan keraton dan kaum bangsawan.
Pertunjukan dilaksanakan hanya untuk lingkungan terbatas dengan tingkat
artistik sangat tinggi,cerita berkisar pada kehidupan kaum bangsawan yang dekat
dengan dewa-dewa . Contoh : teater Wayang
c. Teater Urban
atau kota-kota. Teater ini Masih membawa idiom bentuk rakyat dan keraton .
teater jenis ini lahir dari kebutuhan yang timbul dengan tumbuhnya
kelompok-kelompok baru dalam masyarakat dan sebagai produk dari kebutuhan baru
, sebagai fenomena modern dalam seni pertunjukan di Indonesia.
d. Teater
kontemporer,yaitu teater yang menampilkan peranan manusia bukan sebagai tipe
melainkan sebagai individu dalam dirinya terkandung potensi yang besar untuk
tumbuh dengan kreatifitas yang tanpa batas. Pendukung teater ini masih sedikit
yaitu orang-orang yang menggeluti teater secara serius mengabdikan hidupnya
pada teater dengan melakukan pencarian, eksperimen berbagai bentuk teater untuk
mewujudkan teater Indonesia masa kini.
Sebagian besar
daerah di Indonesia mempunyai kegiatan berteater yang tumbuh dan berkembang
secara turun menurun. Kegiatan ini masih bertahan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat yang erat hubungannya dengan budaya agraris (bertani) yang tidak
lepas dari unsur-unsur ritual kesuburan, siklus kehidupan maupun hiburan.
Misalnya : untuk memulai menanam padi harus diadakan upacara khusus untuk
meminta bantuan leluhur agar padi yang ditanam subur, berkah dan terjaga dari berbagai
gangguan.
Juga ketika
panen, sebagai ucapan terima kasih maka dilaksanakan upacara panen. Juga
peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang (kelahiran, khitanan, naik pangkat/
status dan kematian dll) selalu ditandai dengan peristiwa-peristiwa teater
dengan penampilan berupa tarian,nyanyian maupun cerita, dengan acara, tata cara
yang unik dan menarik.
Teater rakyat
adalah teater yang hidup dan berkembang dikalangan masyarat untuk memenuhi
kebutuhan ritual dan hiburan rakyat.
2.
Fungsi–fungsi Teater Rakyat
Fungsi–fungsi
Teater Rakyat:
1. Pemanggil
kekuatan gaib
2. Menjemput
roh-roh pelindung untuk hadir ditempat terselenggaranya pertunjukan
3. Memanggil
roh-roh baik untuk mengusir roh-roh jahat.
4. Peringatan pada
nenek moyang dengan mempertontonkan kegagahan maupun kepahlawanannya.
5. Pelengkap
Upacara sehubungan dengan peringatan tingkat-tingkat hidup seseorang.
6. Pelengkap
upacara untuk saat-saat tertentu dalam siklus waktu.
7. sebagai media
hiburan.
Ciri-ciri umum
teater rakyat diantaranya :
1. Cerita tanpa
naskah dan digarap berdasarkan peristiwa sejarah, dongeng, mitologi atau
kehidupan sehari-hari.
2. Penyajian
dengan dialog, tarian dan nyanyian
3. Unsur lawakan
selalu muncul
4. Nilai dan laku
dramatik dilakukan secara spontan dan dalam satu adegan terdapat dua unsur
emosi sekaligus yaitu tertawa dan menangis.
5. Pertunjukan
mempergunakan tetabuhan atau musik tradisional .
6. Penonton
mengikuti pertunjukan secara santai dan akrab bahkan terlibat dalam pertunjukan
dengan berdialog langsung dengan pemain.
7. Mempergunakan
bahasa daerah.
8. Tempat
Pertunjukan terbuka dalam bentuk arena (dikelilingi penonton).