Laju pertumbuhan
dan pengembangan ilmu bidang seni pertunjukan cukup pesat. Hal ini ditandai
dengan adanya seni pertunjukan yang semakin beragam dan memiliki nuansa garapan
dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Wahana baru dalam dunia seni
pertunjukan dapat dinikmati pada setiap kegiatan festival, kompetisi, summit
art, dan pertunjukan seni pada tingkat dunia. Salah satu perhatian dapat
ditujukan berhubungan dengan manajemen organisasi seni pertunjukan yang
profesional.
Manajemen seni
pertunjukan di Indonesia sangat sedikit kajiannya. Hal ini berhubungan dengan
kapasitas penyelenggara pertunjukan yang telah dikelola oleh lembaga pemerintah
maupun lembaga terkait secara swadana. Bentuk penanganan masalah seni
pertunjukan yang profesional bukan sesuatu yang tersembunyi. Selanjutnya,
pengetahuan yang berhubungan manajemen seni pertunjukan sering diabaikan.
Organisasi seni
pertunjukan di Indonesia tumbuh mekar, sehingga telah banyak lembaga yang
secara profesional mengaklamasikan diri sebagai lembaga yang mengelola seni
pertunjukan. Di sisi lain, pengelolaan yang agak mirip dengan pengelola seni
pertunjukan kajian tersebut adalah event organizer yang telah menjamur di
Jakarta. Namun demikian masih minimnya buku-buku yang membimbing para event
organizer dan praktisi yang mempelajari manajemen organisasi mengaku masih
kurang literatur di lapangan.
Kondisi ini sangat
memprihatinkan. Di satu sisi, organisasi-organisasi yang bergerak di bidang
seni pertunjukan masih kurang memperhatikan aspek manajemen pemberdayaannya.
Dengan demikian terjadi ketimpangan pada tantangan ke depan dalam bidang
pengembangan, pelestarian, dan reservasinya. Banyak organisasi seni pertunjukan
yang dalam beberapa waktu langsung gulung tikar. Hal ini berhubungan dengan
aspek menajemen yang dikelolanya kurang profesional.
Satu sisi biasanya
manajemen yang diterapkan mengandalkan manajemen persaudaraan atau manajemen
pertemanan. Oleh sebab itu terjadi tarik ulur dalam masalah pemecahan manajemen
secara profesional. Banyak seni pertunjukan tradisional mengalami keruntuhan.
Hal ini terjadi sebagai akibat adanya penanganan manajemen organisasi yang
kurang tepat di lapangan.
Gradasi semakin
menurunnya organisasi seni pertunjukan yang kurang menerapkan manajemen
organisasi secara baik dapat menjadikan organisasi seni pertunjukan tersebut
kurang profesional, kurang ditangani secara profesional, dan hingga beberapa
hal yng ditangani secara profesional menjadi kurang dapat berkembang sesuai
harapan kita bersama. para penonton yang semakin lama enggan dan cepat-cepat
berpaling untuk menonton seni pertunjukkan tradisional, dan beralihnya minat
publik terhadap tontonan yang mampu mendatangkan rasa penawar penat menjadi
pilihan penonton untuk meninggalkan seni pertunjukan.
Kondisi ini patut
kita perhatikan. Hal ini harus disikapi lebih profesional, dewasa, dan mengkaji
tantangan ke depan sebagai bagian dari pembenahan atau setidaknya merancang
program secara sistematis dan memiliki strategi untuk mengoptimalkan manajemen
seni pertunjukan khususnya seni pertunjukan tradisional yang lebih inovatif,
berwawasan prospek, serta mampu menjawab tantangan masa.
Dengan demikian
untuk tetap lestari, maju dan berkembang, serta menjadi idola bagi penonton di
semua kalangan dibutuhkan manajemen organisasi yang profesional, mumpuni, dan
mengoptimalkan berbagai pihak dan celah dalam rangka bekerja bahu membahu,
serta menerapkan staf untuk bisa bekerja mandiri dan optimal dalam mendatangkan
celah kesempatan yang memungkinkan membawa dampak kemajuan bagi usaha manajemen
organisasi yang diharapkan.