Prinsip adalah
asas, prinsip dalam penyusunan karya seni rupa adalah asas dalam menyusun
sebuah karya seni rupa, sehingga karya seni yang diciptakan mencapai sasaran
yang diinginkan. Ada enam prinsip penyusunan yang perlu diperhatikan oleh para
pencipta karya seni, yaitu:
a. Proporsi
Proporsi
artinya perbandingan ukuran keserasian antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya dalam suatu benda atau susunan karya seni (komposisi). Untuk
mendapatkan proporsi yang baik, kita harus selalu membandingkan ukuran
keserasian dari benda atau susunan karya seni tersebut. Misalnya, membandingkan
ukuran tubuh dengan kepala, ukuran kursi dengan meja, ukuran objek dengan
ukuran latar, dan kesesuaian ukuran objek dengan objek lainnya. Karya seni yang
tidak proporsional tampak tidak menarik dan kelihatan janggal. Untuk itu dalam
penciptaannya harus dibuat sesuai dengan proporsi yang sebenarnya. Gambar berikut
memperhatikan contoh karya seni yang proporsional dan yang tidak proporsional.
b. Keseimbangan (balans)
Keseimbangan (balans)
adalah kesan yang didapat karena adanya daya tarik yang sama antara satu bagian
dengan bagian lainnya pada susunan karya seni. Balans didapat dari dua kesan,
yakni karena adanya ukuran/bentuk dan karena adanya warna. Karena adanya
ukuran/bentuk disebut balans ukuran/bentuk dan karena adanya warna disebut
balans warna.
Bila dilihat
dari bentuk susunannya, balans dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1) Balans
Simetris
Balans simetris
atau balans formal adalah balans yang susunan unsur-unsurnya pada tiap-tiap
sisi dari pusatnya adalah benar-benar sama.
2) Balans
asimetris
Balans
asimetris atau balans informal adalah balans yang susunan unsur-unsurnya pada
tiap-tiap sisi ditempatkan berbeda, namun susunan tersebut bisa memberikan
kesan seimbang.
3) Balans
radial
Balans radial
atau memusat / melingkar adalah balans yang susunan unsur-unsurnya melingkari
satu pusat yang berbentuk roda.
c. Irama (Ritme)
Irama (ritme)
adalah pengulangan yang terus menerus dan teratur dari suatu unsur atau
beberapa unsur. Untuk mendapatkan gerak irama (ritmis) dapat diperoleh dengan
cara:
1) Melalui
pengulangan bentuk (repetisi)
2) Melalui penyelangan
dan pergantian (variasi)
3) Melalui
progresi atau gradasi, yakni suatu urutan atau tingkatan seperti dari besar
makin lama makin makin mengecil atau dari gelap sekali, kemudian menurun
menjadi gelap dan akhirnya menjadi terang.
4) Melalui gerak
garis berkesinambungan (kontinu)
d. Kontras
Kontras adalah
kesan yang didapat karena adanya dua hal yang berlawanan, misalnya adanya
bentuk, ukuran, warna, atau tekstur yang berbeda. Kontras yang ditimbulkan
karena adanya bentuk yang berbeda disebut kontras bentuk. Jika ukurannya yang
berbeda maka disebut kontras ukuran. Bila warnanya yang berbeda maka disebut
kontras warna. Dan apabila tekstur yang berbeda, maka disebut Kontras tekstur.
e. Klimaks
Klimaks disebut
juga dominan, adalah fokus dari susunan karya seni yang mendatangkan perhatian.
Oleh sebab itu, istilah klimaks sering disebut dengan istilah centre of
interest (pusat perhatian). Untuk menciptakan pusat perhatian pada karya
desain, tempatkan salah satu unsur secara tersendiri atau berbeda dari unsur
lainnya. Istilah lain yang sering digunakan untuk kata klimaks adalah emphasize
(penekanan), centre point dan fokus.
f. Kesatuan (Unity)
Kesatuan (unity)
adalah prinsip utama dalam hal penciptaan bentuk. Dengan kesatuan, elemen seni
rupa dapat disusun sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan bentuk yang
terorganisir dari setiap unsur desain hingga tercapailah suatu karya seni atau
sebuah karya desain yang menarik dan harmonis.
g. Komposisi
Komposisi
merupakan suatu susunan unsur-unsur seni rupa berdasarkan prinsip seni rupa.
Susunan tersebut dikatakan harmonis, apabila tersusun sesuai prinsip-prinsip
seni rupa. Susunan yang harmonis tersebut menghasilkan komposisi seni rupa yang
baik.