Suatu bentuk
tari akan terkait dengan salah satu dasar pijakan, sebagai sumber pengayaan
dalam proses penciptaan.
1. Pijakan Tradisi
Tari tradisi
adalah tari yang lahir, tumbuh, berkembang dalam suatu masyarakat yang kemuian
diturunkan atau diwariskan secara terus menerus dari generasi ke generasi.
Artinya tarian tersebut masih sesuai dan diakui oleh masyarakat pendukungnya.
Segala bentuk tari tradisi dapat merupakan sumber, dapat pula merupakan bahan
untuk dipikirkan, diolah dan digarap, sehingga melahirkan bentuk-bentuk baru.
Suatu bentuk tari terkadang digarap berdasarkan pijakan tari tradisi, sehingga
akan menghasilkan bentuk tari yang baru setelah melalui proses pengkomposisian.
2. Pijakan Gaya
Keseluruhan
yang dijadikan dasar bagi orang untuk menandai identias mereka terdiri dari
sesuatu yang disebut dengan gaya (style). Gaya dalam tari tersusun dari
simbol-simbol, bentuk-bentuk dan orientasi-orientasi nilai yang mendasarinya.
Keunikan
gagasan yang dapat diambil sebagai tema dari karyakarya tari di nusantara dapat
diangkat:
a. Tema lingkungan
dan alam sekitar, seperti gerak-gerak angin bertiup, pohon bergoyang, air yang
mengalir di sungai, berkaitan dengan perburuan, mata pencaharian (nelayan,
pertanian, dsb)
b. Tema logika
matematika, seperti gerak tangan yang membentuk bermacam-macam sudut, komposisi
kelompok dengan permainan jumlah penari atau menggunakan pola soal cerita
matematika.
c. Tema kehidupan
sehari-hari, seperti bermain peran, jenis permainan anak yang biasa dilakukan
(dolanan), dsb.
d. Tema dengan
menggunakan properti, di mana properti dapat sebagai pendukung tari untuk
mengekspresikan gerak, seperti bermain tali/pita, kentongan, tempurung, payung,
topeng, dsb.