Banyak
jenis karya tari Nusantara yang berbentuk tari kelompok, baik tari klasik
maupun tari kreasi baru. Apa pun jenisnya, pada dasarnya tari kelompok dalam
kehidupan masyarakat mempunyai peran atau fungsi yang sama. Karya tari ada yang
berfungsi sebagai sarana upacara (upacara keagamaan, upacara adat berkaitan
dengan peristiwa alam, dan upacara adat yang berkaitan dengan kehidupan
manusia), ada yang berfungsi sebagai hiburan, dan ada juga yang berfungsi
sebagai pertunjukan atau tontonan.
Jenis
tarian yang digunakan dalam peristiwa yang berkaitan dengan acara keagamaan
berarti karya tari tersebut berfungsi sebagai sarana upacara keagamaan. Jenis
tarian semacam ini masih dapat dilihat di Pulau Bali sebagai pusat perkembangan
agama Hindu. Jenis tari ini diselenggarakan di pura pada waktu tertentu dan
merupakan tarian sesaji yang bersifat religius.
Jenis
tarian yang berkaitan dengan peristiwa alam dan peristiwa kehidupan manusia
berarti karya tari tersebut berfungsi sebagai sarana upacara adat. Upacara adat
merupakan upacara yang berlangsung sesuai kepentingan masyarakat di
lingkungannya selama adat masih dipergunakan. Upacara semacam ini masih akan
berlangsung secara turun-temurun. Upacara yang berkaitan dengan peristiwa alam,
misalnya, upacara minta hujan dan meminta kesuburan.
Selanjutnya,
upacara yang berkaitan dengan peristiwa manusia, misalnya, kelahiran,
kedewasaan, perkawinan, dan kematian. Berikut contoh tari kelompok yang
berfungsi sebagai sarana upacara. Tari sebagai sarana hiburan lebih
menitikberatkan pada pemberian kepuasan perasaan tanpa mempunyai tujuan yang
lebih dalam. Dalam tari hiburan, tidak ada hasil lain yang akan didapat
penonton, misalnya, memperoleh pengetahuan atau pengalaman dari apa yang kita
lihat.
Oleh
karena itu, tari hiburan dapat dikategorikan sebagai tari yang berbobot nilai
ringan. Bagi pelaksana (penari) mungkin hanya sekadar untuk menyalurkan hobi
atau kesenangan seni. Tari hiburan sering kali berkembang menjadi kegiatan yang
bersifat komersial, misalnya, untuk perayaan suatu pesta atau perayaan hari
besar dan ulang tahun. Seni tari sebagai seni pertunjukan mengandung pengertian
untuk mempertunjukkan sesuatu yang bernilai seni yang senantiasa berusaha untuk
menarik perhatian.
Selain
itu, seni tari sebagai seni pertunjukan berusaha untuk dapat memberikan
kepuasan sejauh mana aspek jiwa melibatkan diri dalam pertunjukan itu. Melalui
pertunjukan, penonton dapat memperoleh suatu kesan sehingga menimbulkan adanya
perubahan dan wawasan baru. Oleh karena itu, tari sebagai seni pertunjukan
memerlukan penciptaan dan pengamatan yang lebih serius jika dibandingkan dengan
tari sebagai sekadar hiburan.
Jika
diperhatikan dengan saksama, perkembangan seni tari dewasa ini menunjukkan
gejala yang menggembirakan. Gejala tersebut lahir dari kenyataan yang dapat
dilihat di tengah-tengah masyarakat. Berbagai karya tari muncul dengan
penggarapan atau penciptaan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, baik dalam
segi gerak maupun unsur-unsur pendukungnya. Hal tersebut terlihat terutama pada
penggarapan karya tari yang berbentuk tari kelompok.
Selain
itu, penciptaan karya tari selalu disesuaikan dengan fungsinya. Sebagai contoh,
karya tari yang berfungsi sebagai
tarian
pertunjukan digarap atau diciptakan dengan memerhatikan hal-hal berikut:
1.
Pola
penggarapannya merupakan penyajian yang khusus untuk dipertunjukkan (perfoming art), dengan usaha
mengembangkan seluruh kaidah-kaidahnya.
2.
Adanya
faktor imajinatif dan kreativitas.
3.
Adanya
ide yang mengandung dan mengarah kepada bentuk pementasan yang profesional.
4.
Lokasi
pementasan di tempat yang khusus, baik berupa gedung pertunjukan tradisional,
modern, panggung terbuka, atau panggung tertutup.
Berikut
akan diuraikan beberapa karya tari kelompok sesuai dengan jenis, peran, dan
perkembangannya dalam masyarakat.
1. Tari Rangguk
Tari
Rangguk merupakan jenis tari tradisional yang berasal dari daerah Kerinci
bagian barat. Penyajian tari Rangguk kadang kala hanya terdiri atas kelompok
penari wanita saja atau hanya terdiri atas kelompok penari pria saja. Rangguk
berarti mengangguk atau merenggut. Merangguk sebagai dasar gerak yang berarti menghormat
untuk merenggut hati penonton tari tersebut.
Saat
memperagakan tari Rangguk, setiap penari membawa rebana kecil. Mereka menari
sambil menyanyikan pantun yang berisikan semangat kerja kegotong royongan. Pada
zaman dahulu, karya tari ini berfungsi sebagai sarana upacara adat mendirikan
rumah, upacara adat selesai panen, atau upacara adat perkawinan. Namun, karya
tari Rangguk saat ini sudah banyak beralih fungsi menjadi tarian pertunjukan.
2. Tari Pakarena
Tari
Pakarena berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Tari Pakarena ditarikan oleh
penari laki-laki dan wanita yang umurnya berkisar antara sembilan sampai 14
tahun. Penari laki-laki memakai alat untuk melakukan gerak tari yang berupa
sapu tangan, sedangkan penari wanita memakai kipas. Pada mulanya, Tari Pakarena
hanya dipentaskan pada upacara menanam dan panen padi. Namun, pada perkembangan
lebih lanjut, tarian ini juga dipakai untuk menyambut tamu.