Seni musik
berhubungan dengan bunyi-bunyian, baik suara manusia maupun instrumental. Seni
musik juga beraneka ragam, seperti musik klasik, musik Indonesia, musik
jalanan, dan musik Nusantara. Dalam kesempatan kali ini, akan dibahas salah
satu musik yang merupakan kekayaan bangsa Indonesia, yaitu musik Nusantara.
Musik
tradisional Nusantara adalah musik yang berkembang di seluruh wilayah kepulauan
dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Musik ini
tersebar hampir di seluruh pelosok negeri dan setiap daerah mempunyai ciri khas
yang berbeda. Musik Nusantara lahir, tumbuh, dan berkembang di seluruh wilayah
Nusantara. Musik Nusantara juga mengalami pasang surut seirama dengan budaya
setempat. Pasang surut musik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai
berikut.
1. Musik
tradisional Nusantara tumbuh dan berkembang di daerah setempat sehingga bahasa
yang digunakan juga berasal dari daerah tersebut. Oleh karena itu, orang luar
daerah kesulitan untuk memahami isi syairnya.
2. Daerah lain
merasa tidak memiliki musik Nusantara, melainkan musik tersebut hanya dimiliki
masyarakat daerah setempat.
3. Musik Nusantara
berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks sosial budaya setempat.
Penyebab musik
Nusantara di Indonesia tidak merata karena masyarakat setempat kurang mendukung
atau merespons musik yang ada. Akibatnya, musik daerah kurang populer di
berbagai wilayah kepulauan.
Musik
tradisional Nusantara selain merupakan kekayaan bangsa, juga menunjukkan
identitas suatu daerah dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang masuk ke
Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis alat musik yang digunakan sebagian berbentuk rebana
(terbang) dengan berbagai ukuran, di antaranya canangtring, rebana, gambus,
marwas, harubab, gendang (gedumba) serta seruling (bangsi atau serunai).
Fungsi alat
musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai
ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa
yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.
Nanggroe Aceh
Darussalam disebut juga ”Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jika musik
daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang
dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan.