Assalamu’alaikum
warrahmatullahi wabarakatuh.
Pada
awal sambutan ini, marilah kita bersama-sama mengucapkan salam guru, salam
PGRI, dan salam solidaritas.
Yang
saya hormati Bapak Gubernur………… Bapak Bupati…………, Bapak Walikota………… Bapak/lbu
para Pejabat Sipil, TNI, dan Polri, Segenap Pengurus PGRI, para undangan, serta
anggota PGRI di seluruh tanah air yang berbahagia,
Puji
dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt., Tuhan Yang Maha Esa,
atas rahmat dan nikmat yang dilimpahkan kepada kita, sehingga pada hari ini
kita bersama dapat melaksanakan upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN)
tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-70 PGRI.
Tanggal
25 November 2015, tujuh puluh tahun yang lalu, PGRI lahir pada saat Kongres
Guru Indonesia di Surakarta yang juga disebut Kongres Guru I. PGRI lahir dari
kesadaran kebangsaan dan semangat perjuangan para guru, dosen, tenaga
kependidikan, para pensiunan guru, dan para pegawai Kementerian Pendidikan dan
Pengajaran yang baru didirikan. Dengan semangat proklamasi 17 Agustus 1945 yang
menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia, mereka bersatu untuk mengisi
kemerdekaan.
wimaogawa.blogspot.com
Dengan
lahirnya PGRI, maka segala bentuk perbedaan dan potensi perpecahan kelompok
guru sepakat untuk dihapuskan. Ketika itu, puluhan organisasi guru sepakat
membentuk satu-satunya organisasi profesi guru, yaitu PGRI, untuk kemudian
membangun kekuatan bersama antaranggota, agar kuat dan berwibawa untuk mengawal
mutu pendidikan dan memperjuangkan profesi guru dan tenaga kependidikan pada
umumnya.
Tahun
ini, tepat tujuh puluh tahun usia PGRI, usia yang matang sebagai organisasi
profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang dikenal
sebagai jati diri organisasi sejak awal berdirinya tahun 1945. Perayaan ke-7
dasawarsa kali ini dirayakan dengan berbagai kegiatan untuk memantapkan PGRI
sebagai organisasi profesi guru dengan puncak acara di tingkat nasional akan
dilaksanakan pada tanggal 13 Desember 2015 di Stadion Utama, Gelora Bung Karno,
Senayan, Jakarta yang dihadiri oleh 100.000 (seratus ribu) guru dan tenaga
kependidikan dari seluruh Indonesia.
Kita
patut bersyukur bahwa Keputusan Presiden Nomor 78 Tahun 1994 telah menetapkan
hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru Nasional (HGN). Penetapan
ini bukanlah suatu kebetulan historis, melainkan sebuah pengakuan bahwa sejarah
perjuangan PGRI merupakan perjuangan sistematis dan komprehensif bagi seluruh
guru. Pengakuan itu, kini semakin diperkuat karena hari kelahiran PGRI sebagai
HGN telah ditetapkan dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Sampai
saat ini banyak pihak berharap agar PGRI tetap berfungsi seperti awal
berdirinya 70 tahun lalu, yaitu dijadikan sebagai satu-satunya organisasi
profesi guru Indonesia yang menaungi dan berjuang bagi para guru dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
Saudara-saudara,
para guru anggota PGRI yang berbahagia,
Tema
peringatan Hari Guru Nasional tahun 2015 dan Hari Ulang Tahun ke-70 PGRI
adalah, "Memantapkan Soliditas dan Solidaritas PGRI sebagai Organisasi
Profesi Guru yang Kuat dan Bermartabat." Tema ini menunjukkan bahwa PGRI
harus selalu membangun kekuatan dan kebersamaan untuk mewujudkan guru
profesional, sejahtera, dan bermartabat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. PGRI menyadari, tidak ada kemenangan tanpa
kekuatan. Tidak ada kekuatan tanpa persatuan. Tidak ada persatuan tanpa
berhimpun dan berserikat secara profesional untuk kepentingan pembangunan
bangsa.
Sebagai
organisasi profesi guru, PGRI telah memiliki instrumen penting sebagai bingkai
mentalitas dan moralitas guru dalam bekerja yaitu Kode Etik Guru dan Dewan
Kehormatan Guru Indonesia (DKGI). Sejak tahun 1973 PGRI telah memiliki Kode
Etik Guru yang pada tahun 2008 disesuaikan dengan ketentuan yang dipersyaratkan
perundang-undangan dan terakhir disempurnakan pada tahun 2013.
Sejalan
dengan itu, PGRI telah membentuk pengurus DKGI di setiap provinsi dan
kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk menegakan Kode Etik Guru.
Implementasi Kode Etik Guru secara konsekuen menuntun perilaku moral guru
Indonesia ke arah guru yang profesional, sejahtera, terlindungi serta
bermartabat.
Para
guru anggota PGRI yang saya hormati,
Di
penghujung tahun 2015 para pemimpin negara-negara ASEAN telah bersepakat untuk
memberlakukan suatu komunitas baru yang disebut dengan Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA). Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean akan membentuk suatu tatanan baru
bagi bangsa-bangsa di kawasan ASEAN. Sebagai konsekwensi pemberlakuan MEA maka
akan terjadi arus bebas pasar tenaga kerja, barang, jasa, modal dan investasi
di antara negara-negara ASEAN.
Kondisi
ini akan menjadi peluang dan sekaligus tantangan yang harus dihadapi oleh segenap
bangsa Indonesia, khususnya para guru anggota PGRI yang mempunyai peran sentral
datam membangun bangsa. PGRI sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan
ketenagakerjaan tiada hentinya berusaha meningkatkan kompetensi dan
profesionalisme guru. PGRI juga akan tetap mendorong dan bersama pemerintah
meningkatkan kesejahteraan guru dan tenaga kependidikan lainnya.
PGRI
selalu mendorong pemerintah agar memberikan penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan sosial, sebagaimana dinyatakan oleh Undang
Undang Nomor 14 Tahun 2005 dan tidak terlambat dalam memenuhi hak-hak guru.
PGRI telah dan akan terus menunjukkan komitmen mengawal dan memperjuangkan
kebijakan pendidikan dan guru agar semakin baik. Saat ini, PGRI tetap mengawal
berbagai perubahan peraturan perundang-undangan tentang guru dan tenaga
kependidikan, seperti pengaturan tentang pelaksanaan sertifikasi guru, UKG,
pengaturan penghasilan minimum guru non-PNS, dan perubahan Permenegpan dan RB
Nomor 16 Tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru.
Sejumlah
usul PGRI dimaksud telah mendapatkan respon dari pemerintah, namun belum ada
kepastian tentang imptementasinya.
Hadirin
yang berbahagia,
Mengakhiri
sambutan ini, saya mengajak para guru, dosen, dan tenaga kependidikan untuk mengamalkan
jati diri PGRI, melaksanakan Kode Etik Guru, dan selalu meningkatkan komitmen
dan profesionalisme dengan memberikan pelayanan terbaik kepada peserta didik
dan masyarakat. Kepada pemerintah dan masyarakat kami mintakan bantuannya untuk
memberikan kesempatan terbaik kepada para guru untuk melaksanakan tugas
profesionalnya.
Akhirnya,
kami ucapkan selamat Hari Guru Nasional dan HUT ke-70 PGRI kepada para guru di
seluruh tanah air, semoga pengabdian kita akan memberikan makna bagi bangsa dan
negara serta kemanusiaan, serta sebagai ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Aamiin.
Selamat
Berjuang !, Hidup Guru !, Hidup PGRI !, Solidaritas !
Billahi
Taufik Walhidayah,Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
25
November 2015
Ketua Umum PB PGRI,
Dr.
H. Sulistiyo, M.Pd.