Perkembangan Islam yang meluas di seluruh
kawasanIndonesia berimbas pada corak pemerintahan. Perlahan, satuper satu
kerajaan Islam berdiri dan menggantikan kerajaan-kerajaan Buddha
dan Hindu.
Sejalan dengan penyebaran agamaIslam yang
mengikuti alur perdagangan di sepanjang pesisirpantai, maka kerajaan-kerajaan
Islam pun berawal dari kota-kotapelabuhan di Indonesia.
1.
Kerajaan Samudera Pasai
Keberadaan Kerajaan Samudera Pasai dapat
terlacak berdasarkanbeberapa sumber sejarah dan bukti-bukti. Seorang
pengembaraasal Arab yang bernama Ibnu Batutah menceritakan bahwakerajaan ini
diperintah oleh seorang sultan bernama Malik at-Thahir.
Kemudian, ditemukan batu nisan seorang Sultan
bernama Malikas-Saleh bertahun 1297 M. Sultan Malik as-Saleh merupakanraja
pertama di Samudera Pasai. Kemudian, digantikan olehputranya, yakni Malik
at-Thahir seperti yang diceritakan olehIbnu Batutah.Sultan Malik at-Thahir kemudian
digantikan oleh putranya,Sultan Malik az-Zhahir. Pada masa pemerintahan Sultan
Malikaz-Zhahir ini terjadi huru-hara besar. Adiknya yang bernamaMalik al-Mansur
mencoba merebut tahta. Setelah peristiwa itu,Samudera Pasai mengalami
kemunduran besar. Tahun 1521–1524, kerajaan ini sempat dikuasai oleh Portugis.
Akhirnya pada1524, kerajaan ini direbut dan diduduki oleh Sultan Ali
MughayatSyah dari Aceh. Maka, berakhirlah riwayat Kerajaan SamuderaPasai.Nama
Kerajaan Samudera Pasaiberasal dari nama dua buah kotadi pesisir timur laut
Aceh, yaituSamudera dan Pasai.
2.
Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh Darussalam didirikan oleh
Muzaffar Syah padaawal abad ke-15. Pada awal berdirinya, Kerajaan
AcehDarussalam hanya merupakan sebuah kerajaan kecil. Namunsetelah Muzaffar
Syah wafat dan digantikan oleh putranya AliMughayat Syah, kerajaan ini
berkembang pesat. Ali MughayatSyah berhasil mempersatukan seluruh wilayah Aceh,
sehinggakerajaan berkembang lebih cepat.
Kerajaan Aceh Darussalam banyak diuntungkan
olehmundurnya Kerajaan Samudera Pasai akibat perang saudara dan
didudukinya Malaka oleh Portugis pada tahun
1511. Parapedagang Islam dari Arab dan Gujarat lebih suka berlabuh diAceh
daripada di Malaka. Akibatnya, Kerajaan Aceh Darussalamberkembang menjadi
sebuah kerajaan maritim yang besar danmulai menggantikan peran Kerajaan
Samudera Pasai sebagaipenguasa perdagangan di kawasan Selat Malaka.
Aceh semakin berkembang dan mengalami masa
kejayaan padamasa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang naik tahta padaabad
ke-17. Pada masa pemerintahannya, seluruh Sumatraberhasil dipersatukan di bawah
Kerajaan Aceh Darussalam.Kerajaan Aceh Darussalam juga mulai bisa
mengimbangikekuatan Portugis di Selat Malaka hingga akhirnya mampumerebut Johor
dan Pahang dari pendudukan Portugis.Iskandar Muda akhirnya wafat dan digantikan
putranya yangbernama Iskandar Thani.
Sepeninggal Iskandar Thani, Kerajaan Aceh
Darussalammengalami kemunduran. Ini disebabkan oleh banyaknyawilayah taklukan
yang mengundurkan diri dan menguatnyagangguan dari bangsa-bangsa Eropa di Selat
Malaka. Sehingga,Kerajaan Aceh Darussalam tidak mampu lagi melanjutkan
peranbesarnya sebagai penguasa perdagangan di Selat Malaka.
Pada 17 Maret 1824, Inggris danBelanda
membuat Perjanjian London(Traktat London) yang berisipenghormatan kedaulatan
Aceholeh pihak Belanda.Pada 2 November 1871, Belandaberunding dan Inggris
yangmelahirkan Perjanjian Sumatra(Traktat Sumatra) perjanjian inimemberi
kebebasan bagi Belandauntuk memperluas wilayahkekuasaannya di Sumatra,termasuk
Aceh.
3. Kerajaan
Gowa–Tallo
Gowa dan Tallo adalah dua kerajaan yang
berdiri di daerahSulawesi Selatan. Tahun 1605, raja Gowa yang bernama
DaengManrabia dan raja Tallo yang bernama Karaeng Matoayamemeluk agama Islam.
Kemudian keduanya menyatukanwilayah kedua kerajaan mereka dengan Daeng
Manrabiasebagai rajanya. Sementara, Karaeng Matoaya menjabat sebagaiperdana
menteri. Daeng Manrabia mengganti namanya menjadiSultan Alauddin dan Karaeng
Matoaya mengganti namanyamenjadi Sultan Abdullah.
Sebagai penganut Islam, kedua penguasa
kerajaan tersebutdimusuhi oleh himpunan pedagang Belanda di Hindia
Timur(Vereenigde Oost Indische Compagnie = VOC) yang inginmenguasai perdagangan
di kawasan tersebut. Hingga wafatnyapada tahun 1639, Sultan Alauddin tidak
pernah mau menerimakapal-kapal Belanda di pelabuhan-pelabuhan milik
Gowa–Tallo.Sepeninggal Alauddin, tahta raja diduduki oleh SultanMuhammad Said.
Seperti halnya ayahnya, Sultan MuhammadSaid tidak pernah mau berdamai dengan
Belanda yangmenurutnya licik dan suka memaksa.
Tahun 1653, Sultan Muhammad Said digantikan
oleh putranyayang bernama Hasanuddin. Pada masa pemerintahan SultanHasanuddin
inilah perseteruan dengan VOC semakinmemuncak. Kondisi ini diperparah oleh
terjadinyapemberontakan seorang bangsawan Bone yang bernama AruPalaka pada
tahun 1660. VOC yang membenci SultanHasanuddin memberikan bantuan pada Aru
Palaka.Sultan Hasanuddin dipaksa menandatangani perjanjian yangmengakui
monopoli VOC di wilayah kerajaannya. Isi perjanjian Bongaya adalah sebagai
berikut:
a. VOC memperoleh hak monopoli dagang di
Makassar.
b. Belanda mendirikan benteng di pusat
Kerajaan Makassaryang bernama Rotterdam.
c. Makassar melepas Bone dan pulau di luar
wilayah Makassar.
d. Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone.
Walaupun Sultan Hasanuddin mengalami kekalahan,
VOCmengakui keberaniannya dalam peperangan tersebut. VOCmenyebut Sultan
Hasanuddin dengan de Haan Van de Oosten(Ayam Jantan dari Timur).Sepeninggal
Hasanuddin, Gowa–Tallo dipimpin oleh putranyayang baru berusia 13 tahun, yakni
Mappasomba. Dalam sebuahpertempuran, VOC mengalahkan Mappasomba dan
menghapuskanKerajaan Gowa–Tallo. Setelah itu, selain memonopoliperdagangan, VOC
juga menjalankan pemerintahan langsungdi Gowa dan Tallo.
4.
Kerajaan Ternate dan Tidore
Kerajaan Ternate dan Tidore telah ada sejak
masuknya pengaruhIslam. Namun peran kedua kerajaan tersebut mulai menguatsejak
keduanya menetapkan Islam sebagai agama resmikerajaan. Semula, kedua kerajaan
tersebut saling bersaing dalamkegiatan perdagangan di kawasan Maluku.Ternate
dengan empat kerajaan lain membentuk persekutuanbernama Uli Lima (lima saudara)
yang dipimpin Ternate dengananggota Ambon, Bacan, Obi, dan Seram, sedangkan
Tidoredengan delapan kerajaan lain membentuk persekutuan bernamaUli Siwa
(sembilan saudara) yang dipimpin Tidore dengananggota Makean, Halmahera, Kai,
Mare, Moti, dan pulau-pulaukecil yang lain hingga ke Papua bagian barat.
Raja Ternate pertama yang memeluk Islam
adalah Zainal Abidin.Setelah wafat, Zainal Abidin digantikan oleh Sultan
Tabariji. Padamasa pemerintahan Sultan Tabariji, para pedagang Eropa
mulaimemasuki kawasan Laut Maluku.Ternate mengizinkan Portugis untuk mendirikan
benteng dikerajaannya. Sementara, Tidore memperbolehkan Spanyoluntuk membangun
benteng di wilayahnya.Kedatangan kedua bangsa Eropa tersebut makin
memperuncingperseteruan antara Ternate dengan Tidore. Akibatnya, pecahperang
antara Ternate yang didukung Portugis dengan Tidoreyang didukung Spanyol.
Perang tersebut dimenangkan olehTernate. Sebagai hadiah atas bantuan yang
diberikan Portugis,Ternate memperbolehkan portugis untuk mengontrol
semuakegiatan perdagangan di kawasan Ternate.Akibatnya, rakyat mengalami
kesusahan dan penderitaan.
Ataskesewenang-wenangan Portugis dalam
monopoli rempah-rempahmembuat Sultan Khairun, pengganti Sultan Tabariji marah.Kemudian
memimpin rakyatnya untuk menyerang bentengPortugis hingga benteng tersebut
dapat dikuasainya. Akan tetapi,Portugis berhasil membujuk Sultan Khairun untuk
berdamai. Ikrardamai diucapkan oleh Sultan Khairun di bawah kitab suci
Alqurandan perwakilan Portugis di bawah kitab suci Injil.Ternyata seiring
berjalannya waktu Portugis ingkar janji. SultanKhairun dibunuh, sehingga
Portugis leluasa untuk kembalimelakukan monopoli di kawasan Maluku.
Sultan Khairun yang wafat digantikan oleh
putranya, SultanBaabullah. Sultan Baabullah yang marah atas kematian
ayahnya,memimpin rakyatnya untuk menggempur benteng Portugis.Portugis pun
terdesak. Tawaran damai dan gencatan senjata dariPortugis tidak pernah digubris
oleh Baabullah. Ia sudah tidakpercaya lagi pada bangsa Eropa mana pun.Akhirnya
tahun 1575, Sultan Baabullah dan rakyat Ternateberhasil mengusir Portugis untuk
selamanya. Kemerdekaantersebut tidak berlangsung lama. Beberapa waktu
kemudian,VOC datang dan menduduki Ambon. Sejak itu, perlahan-lahankawasan Maluku
dikuasai oleh VOC.
5.
Kerajaan Demak
Sekitar tahun 1500, kekuasaan Majapahit sudah
sangat lemahsekali. Kemudian dengan dukungan Walisanga, Raden Patahmengambil
alih tahta Majapahit dan memindahkan ibu kotakerajaan ke Demak. Sejak saat itu,
maka kerajaan Demak resmiberdiri dan Raden Patah dinobatkan menjadi Raja yang
pertamadengan gelar Sultan Alam Akbar al-Fatah. PemerintahanKerajaan Demak
sangat didukung oleh Walisanga yangsebelumnya sangat mendambakan kepemimpinan
Islam ditanah Jawa.
Sebagai sebuah kerajaan Islam, Kerajaan Demak
berusaha untukmembebaskan Malaka dari pendudukan Portugis. Pada tahun1513,
Raden Patah mengirim putranya yang bernama Pati Unusuntuk memimpin penyerangan
ke Malaka. Namun, usahatersebut gagal karena Portugis lebih unggul. Meski
demikian,karena keberaniannya menyerang Portugis di Utara, Pati Unuskemudian
dijuluki Pangeran Sabrang Lor (Pangeran yangmenyeberang ke Utara).
Raden Patah meninggal tahun 1513 dan Pati
Unus naik tahtasebagai raja. Namun, Pati Unus hanya sempat memerintahselama
tiga tahun. Setelah wafatnya Pati Unus, terjadi kemelutdi dalam kerajaan. Kedua
adiknya, yakni Pangeran Trengganadan Pangeran Sekar Seda Lepen saling berebut
tahta. Peristiwatersebut berujung pada tewasnya Pangeran Sekar Seda Lepenoleh
Pangeran Prawoto, putra Pangeran Trenggana.Meninggalnya Pangeran Sekar Seda
Lepen melapangkan jalanbagi Trenggana untuk menduduki tahta.Di bawah
pemerintahan Sultan Trenggana, Kerajaan Demakberkembang pesat sebagai penyebar
agama Islam di Nusantara.
Sebagai Sultan Kerajaan Demak, Trenggana
memilikipandangan yang sama dengan para pendahulunya yaitu demikepentingan
Islam di Nusantara, Portugis harus diusir dariMalaka.Saat Trenggana sedang
memikirkan cara menghadang Portugis,datang seorang pemuda gagah asal Persia yang
menyatakan niatdan kesanggupannya untuk membantu Demak mengusir Portugisdari
Sunda Kelapa. Pemuda tersebut bernama Fadhillah Khan.Trenggana meminta bantuan
pada Sunan Gunung Jati diCirebon untuk membantu Fadhillah Khan guna
menyerangPortugis. Pada tahun 1527, Fadhillah Khan pergi denganmemimpin pasukan
gabungan yang terdiri atas tentara KerajaanDemak dan para santri murid Sunan
Gunung Jati. Penyerangantersebut berhasil. Bahkan, Fadhillah Khan mampu
merebutseluruh daerah pesisir utara Jawa Barat dari kerajaan Pajajaran.Sebagai
hadiah, Trenggana memberikan wilayah pesisir utaraJawa Barat tersebut pada
Fadillah Khan. Karena keberhasilannya,Fadhillah Khan dijuluki Fatahillah,
artinya penakluk yangdikirim Allah. Fatahillah mengubah nama Sunda
Kelapamenjadi Jayakarta.
Trenggana wafat pada tahun 1546.
Sepeninggalnya, kembaliterjadi perebutan tahta antara anak-anak Trenggana
dengananak-anak Sekar Seda Lepen yang sebelumnya dibunuhPrawoto. Perseteruan
itu berujung pada tewasnya Prawoto ditangan putra Sekar Seda Lepen, Pangeran
Arya Penangsang.Maka Arya Penangsang pun naik tahta sebagai raja Demak.Hampir
semua bupati memberontak untuk menurunkan AryaPenangsang dari tahta.
Pemberontakan tersebut dipimpin olehbupati Pajang yang bernama Jaka Tingkir.
Bersama denganpenasihatnya yang bernama Ki Ageng Pamanahan, Jaka
Tingkirberhasil mengalahkan pasukan Arya Penangsang dalampeperangan.
Perang berakhir dengan tewasnya Arya
Penangsangdi tangan Sutawijaya, putra Ki Ageng Pamanahan yang jugasenopati di
Pajang. Setelah tewasnya Arya Penangsang, JakaTingkir lalu mengambil alih
kepemimpinan di Jawa danmemindahkan ibu kota ke Pajang. Dengan
demikian,berakhirlah riwayat Kerajaan Demak. Posisi dan peran-perankuncinya
digantikan oleh Kerajaan Pajang yang baru didirikanoleh Jaka Tingkir. Sebagai
penghargaan atas bantuan Ki AgengPamanahan dan Sutawijaya, Jaka Tingkir
mengangkatSutawijaya sebagai bupati Mataram.
6.
Kerajaan Pajang
Seperti telah diceritakan sebelumnya,
Kerajaan Pajang didirikanoleh Jaka Tingkir dengan mengalahkan Arya Penangsang.Sebagai
raja, Jaka Tingkir bergelar Sultan Hadiwijaya. Masapemerintahan Hadiwijaya
dihabiskan untuk memadamkanpemberontakan-pemberontakan yang kerap dilakukan
olehbeberapa bupati yang sebelumnya merupakan pendukung AryaPenangsang.
Sepeninggal Hadiwijaya, kerajaan ini
mengalami huru-harabesar akibat adanya perebutan kekuasaan antara
PangeranBenawa putra Sultan Hadiwijaya dengan Arya Pangiri putraPangeran
Prawoto yang merasa lebih berhak untuk mendudukitahta. Namun huru-hara besar
tersebut akhirnya dapatdikendalikan oleh Sutawijaya yang sebelumnya telah
menjadipendukung keluarga Jaka Tingkir. Arya Pangiri pun dapatdikalahkan dan
menghantarkan Pangeran Benawa menjadi raja.
Namun, karena Pangeran Benawa merasa dirinya
tidak pantasmenduduki tahta raja, ia menyerahkan tahta
padaSutawijaya.Sutawijaya pun naik tahta dan ibu kota kerajaan dipindahkanke
Mataram. Peristiwa ini menandaiberakhirnya pemerintahanKerajaan Pajang dan
dimulainya Kerajaan Mataram yangbercorak Islam.
7.
Kerajaan Mataram
Naiknya Sutawijaya yang bukan golongan
bangsawan sebagairaja mendapat tentangan dari sebagian besar kalanganbangsawan,
terutama para bupati. Selain itu, Sutawijayaberkeinginan untuk mempersatukan
seluruh Jawa di bawahkekuasaan Mataram. Akibatnya, pada masa pemerintahannya,Sutawijaya
lebih sering berada di medan perang daripada diistana. Berkali-kali ia harus
bertempur untuk menundukkanbupati Kediri, Madiun, Kedu, Bagelen, Pasuruan, dan
Surabayayang tidak mau tunduk pada kekuasaannya. Kemudian,kawasan Blambangan
dan Panarukan yang saat itu belum Islamberhasil didudukinya dan diislamkan.
Sebagai raja, Sutawijayabergelar Panembahan Senopati. Beliau wafat pada tahun
1601.
Setelah wafatnya Panembahan Senopati, tahta
jatuh kepadaputranya yang bernama Mas Jolang. Berturut-turut, Mas Jolangharus
menghadapi pemberontakan yang dilancarkan olehDemak, Ponorogo, Surabaya, dan
Gresik. Tahun 1613, dalamsebuah perjalanan pulang dari Surabaya setelah
menumpaspemberontakan, Mas Jolang meninggal dunia di Desa Krapyak.Oleh karena
itu, beliau dijuluki Panembahan Seda Krapyak.Kemudian, tahta beralih pada putra
Mas Jolang yang bernamaRaden Mas Rangsang.Di bawah pemerintahan Raden Mas
Rangsang, cita-citaleluhurnya untuk mempersatukan seluruh wilayah Jawa dibawah
Mataram dapat terlaksana. Masa kejayaan Mataram puntercapai di bawah
pemerintahannya.
Sebagai raja besar yang sangat disegani,
Raden Mas Rangsangbergelar Sultan Agung Hanyokrokusuma Senopati ing
AlagaNgabdurrahman Khalifatullah Pranotogomo.Sultan Agung wafat tahun 1645.
Setelah itu, Mataram diperintaholeh raja-raja yang lemah. Hingga akhirnya pada
tahun 1755,Mataram dipecah menjadi empat kerajaan, yakni Jogjakarta,Surakarta,
Paku Alaman, dan Mangkunegaran. Maka,berakhirlah riwayat Kerajaan Mataram.
8.
Kerajaan Cirebon dan Banten
Pada awal masa perkembangan Islam di Pulau
Jawa, Cirebondan Banten merupakan bagian dari wilayah kekuasaan
KerajaanPajajaran, kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa. KehadiranSyarif
Hidayatullah yang lebih dikenal dengan sebutan SunanGunung Jati di Cirebon perlahan
mengubah agama dankebudayaan masyarakat yang tinggal di sana. Hingga
akhirnya,pada masa Kerajaan Demak, Sunan Gunung Jati memisahkanCirebon dari
Kerajaan Pajajaran dan menyatakan Cirebonsebagai wilayah bagian dari kekuasaan
Demak.Karena perkembangan Kerajaan Demak yang terus diliputi olehkonflik
berdarah, Sunan Gunung Jati melepaskan wilayahCirebon, Jayakarta, dan Banten
dari kekuasaan Demak.
Menjelang wafatnya, Sunan Gunung Jati
menyerahkan wilayahBanten dan Jayakarta untuk diurus oleh putranya yang bernamaHasanuddin,
sementara wilayah Cirebon diserahkan padaputranya yang lain, yakni Panembahan
Ratu. Panembahan Ratuwafat dan digantikan oleh putranya, Panembahan Giri
Laya.Setelah Panembahan Giri Laya wafat, Kerajaan Cirebon terpecahmenjadi dua,
yakni Kasepuhan dan Kanoman. Di Banten,Hasanuddin berhasil mengembangkan
kawasan tersebutmenjadi pusat perdagangan baru.
Setelah Hasanuddin wafat pada tahun 1570,
Banten dipimpinoleh Panembahan Yusuf. Pada masa pemerintahan PanembahanYusuf,
Banten mampu menguasai seluruh wilayah Jawa Baratdan menghabisi kekuasaan
Kerajaan Pajajaran di kawasanselatan. Dengan jatuhnya Pakuan ibu kota Kerajaan
Pajajaranke tangan Banten, kawasan pedalaman Jawa Barat yang semulamasih
menganut Hindu mulai terbuka dan perlahan beralihmenjadi Islam. Masa
pemerintahan Panembahan Yusuf adalahmasa gemilang bagi persebaran agama Islam
di Jawa Barat.
Panembahan Yusuf wafat pada 1580, dan
digantikan putranyayang bernama Maulana Muhammad. Pada masa
pemerintahannya,wilayah Banten meluas hingga ke Lampung dan SumatraSelatan,
sehingga Banten mendominasi jalur perdagangan diSelat Sunda. Karena ingin lebih
memperluas wilayahkekuasaannya, pada tahun 1627 Maulana Muhammadmenyerang
Palembang. Dalam pertempuran tersebut MaulanaMuhammad terbunuh.
Wafatnya Maulana Muhammad meninggalkan
masalah karenaputra mahkota, yakni Pangeran Abdul Mufakkir masih berusia5
bulan. Akhirnya, pemerintahan dijalankan oleh PangeranRanamenggala sebagai wali
Sultan Abdul Mufakkir hinggadewasa dan mampu memerintah sendiri.Di tengah masa
pemerintahannya datang delegasi pedagangBelanda yang dipimpin oleh Cornelius de
Houtman. Corneliusde Houtman meminta agar persatuan pedagang Belanda
(VOC)diberi izin untuk mengatur perdagangan rempah-rempah diBanten. Sultan
Abdul Mufakkir menolak permintaan tersebut
secara halus.
Pada tahun 1651, Sultan Abdul Mufakkir
digantikan olehcucunya, Sultan Ageng Tirtayasa. Berbeda dengan kakeknya,Sultan
Ageng Tirtayasa bersikap lebih keras terhadap parapedagang Eropa yang
menurutnya tidak tahu tata krama.Tercatat bahwa pada masa pemerintahannya,
kapal-kapal dagangEropa dilarang berlabuh di Pelabuhan Banten. Walau
begitu,Banten tetap menjadi pusat perdagangan yang dikunjungi parapedagang
Asia. Pada saat tersebut, VOC telah menguasaiJayakarta. Mereka mengubah nama
Jayakarta menjadi Batavia.Karena lebih sering mengurusi masalah luar negeri,
maka SultanAgeng Tirtayasa mengangkat putranya, Pangeran Anom, yangdiberi gelar
Sultan Haji untuk mengurusi masalah dalam negeri.
Keadaan ini dimanfaatkan oleh VOC.Pada tahun
1680, VOC berhasil menghasut Sultan Haji untukmemberontak kepada ayahnya. Maka,
pecahlah perang saudaraantara tentara Banten yang setia pada Sultan Ageng
Tirtayasadengan tentara Sultan Haji yang dibantu VOC. Sultan AgengTirtayasa
yang semakin terdesak ke pedalaman berhasilditangkap pada tahun 1683. Sultan
Ageng Tirtayasa ditawan diBatavia hingga wafat pada tahun 1692. Setelah itu,
Sultan Hajiberkuasa menggantikan Sultan Ageng Tirtayasa. Namun,kekuasaan Sultan
Haji tetap dalam kendali VOC. Sejak itu,riwayat Banten sebagai negara yang
berdaulat pun berakhir.