Berdasarkan
pola garapannya, sebuah karya seni tari dapat dibedakan ke dalam tari yang
berpijak pada tari tradisional daerah masing-masing dan tarian yang digarap
tanpa berpijak pada sumber tari tradisi.
Untuk
membedakan keduanya secara jelas, mungkin mudah. Akan tetapi, jika kita
mengembalikan pada prinsip bentuk seni dan aspek pembentuk sebuah karya seni
tari, mungkin dari sekian ribu judul tari dan bentuk tariannya akan
terpecah-pecah menjadi beberapa kategori.
Benarkah
itu adalah tari tradisi? Apakah yang ini tari nonetnik?
Tari
nonetnik memiliki kriteria-kriteria tertentu, yaitu sebagai berikut.
1.
Lebih
mengutamakan repertoar pola gerak hasil eksplorasi;
2.
Makna
atau pesan dari tarian sebagai ungkapan ekspresi pribadi;
3.
Menunjukkan
kebebasan kreativitas secara koreografi;
4.
Tidak
menunjukkan identitas kultural.
Pada
pertengahan 1971, Didik Nini Thowok berhasil menciptakan koreografi tari
sendiri, yang diberinya judul Tari Persembahan, yang merupakan gabungan gerak
tari Bali dan tari Jawa. Inilah tarian pertama yang diciptakan Didik dan
menjadi awal dari sekian banyak kreasi tari yang telah diciptakannya.
Tari
nonetnik, jika dijabarkan berdasarkan arti kata, adalah ungkapan ekspresi jiwa
manusia melalui media gerak dan ritme. Nonetnik berarti bukan termasuk jenis
tari yang mentradisi, bukan termasuk jenis tari yang kehidupannya menjadi lekat
dengan adat istiadat masyarakatnya. Misalnya, tari yang
berfungsi
upacara dan bersifat sosial kemasyarakatan yang jelas menunjukkan identitas
masyarakat yang berbudaya.
Tari
nonetnik dapat hadir setiap saat. Tapi nonetnik tidak bergantung kepada sebuah
ikatan, atau keharusan, atau peraturan tertentu yang disepakati bersama dengan
lingkungan sosial budayanya. Kapan pun orang ingin menyajikannya, tidak ada
larangan untuk itu. Selama penyajiannya mendapat
izin,
tidak mengganggu ketenangan umum, maka tari nonetnik dapat hadir di mana pun.
Fenomena
menjamurnya tari kreasi nonetnik ini dilatarbelakangi pula oleh adanya faktor
"ekonomi". Oleh karena itu, ketika semua persaingan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sulit diperoleh, maka kompetensi individu melahirkan berbagai
bentuk keterampilan dan kreativitas dengan ide inovatif yang menjadi modal
dalam memperoleh sisi finansial bagi pelaku seni di dunia entertainment.
Banyak
orang menyebut tari nonetnik dengan beberapa sebutan, seperti Modern Dance,
Tari Kontemporer, Tari Latar, Komposisi Tari.
Semua
sebutan itu menunjukkan sebuah karya seni tari yang baru, sesuai dengan zaman.
Adapun sifatnya berbau modern karena menampilkan sajian tari yang menonjolkan
bentuk baru. Namun, bagaimanakah tarian yang tumbuh di masyarakat, apakah
tarian berpola garapan nonetnik ini masih memakai prinsip dasar seni dan unsur
serta kaidah-kaidah pembentuk sebuah karya seni?
Para
penari yang bergerak lincah mengikuti irama musik di belakang salah seorang
penyanyi sering disebut penari latar. Entah siapa yang mulai menggunakan
sebutan itu, tetapi semakin lama menjadi sebutan lazim bagi penari yang
bergerak mengikuti irama dari lagu yang dibawakan oleh seorang penyanyi.
Istilah penari latar dapat disebutkan sebagai istilah untuk penari yang
mengiringi penyanyi. Gerakan penari yang menari di belakang penyanyi didesain
harmoni dengan syair lagu, atau gerakan tari hanya didesain berdasar irama
lagu. Gerak tari membutuhkan dinamika gerak dan gerak merupakan media dalam
mengungkapan ekspresi jiwa.