Tari
yang diciptakan oleh koreografer tidaklah berhasil diwujudkan tanpa adanya
inspirasi. Inspirasi muncul berdasarkan tiga cara, yaitu:
1.
melalui mata sebagai alat untuk melihat benda fisik;
2.
melalui musik/bunyi sebagai rangsang audio terhadap tema/gerak;
3.
melalui perasaan dan pikiran sebagai dorongan psikologis dan pengalaman
batinnya.
Pertama,
mata yang berfungsi untuk melihat wujud benda dapat memberikan input bagi alat
rekam manusia yang ada di otak. Objek yang dilihat bisa berupa benda, kegiatan
manusia, atau perilaku manusia.
Gerak
yang tersusun pada tari merupakan hasil peniruan manusia terhadap alam
(mimitis) dan peniruan manusia terhadap perilaku binatang (imitasi/ pantomim).
Gerakan kemudian mendapat pengolahan dengan cara mengeksplorasi (menjelajahi,
mencari, dan menemukan gerakan yang tepat untuk menggambarkan sesuatu).
Siapa
saja atau apa saja yang bergerak dapat ditiru manusia. Bagi seorang kreator
tari, sebuah gerakan biasa saja akan menjadi sebuah inspirasi untuk karya
tarinya.