Penata rias dan
kostum secara umum pada produksi yang besar dibagi pada masing-masing pos
antara rias dan kostum. Namun untuk produksi karya seni yang terbatas kedua
tugas dipegang oleh satu staf saja. Penata rias dan kostum bertanggung jawab
langsung kepada pimpinan artistik, penyaji karya, serta melakukan konsolidasi
dengan pimpinan panggung. Hirarki penguasaan konsep riasan, pemakaian kostum
hingga modivikasinya menjadi tanggung jawab penata kostum dan penata rias.
Konsultasi kepada
penata tari secara konsolidasi penting dilakukan. Laporan kejadian kurang
terakomodasinya kebutuhan penata tari dikonsultasikanpenata Artistik. Prasaran
penata tari dalam hal hasil kerjanya menjadi tanggung jawab penata rias dan
busana berdasar pemenuhan dari penata tari, dengan asumsi hasil kerja kurang
serasi dan kurang tepat sasaran. Penata rias dan busana harus
mempertanggungjawabkan kepada penonton apabila dijumpai terdapat reaksi balik
dari penonton, hal ini berhubungan dengan kepuasan kerja penata rias dan busana.
Beban tanggung
jawab dan tugas penata rias dan busana menjadi bagian pertanggungjawaban kepada
pimpinan artistik. Pementasan tari yang dipergelarkan harus mampu memenuhi
harapan penata tari. Masalah riasan dan pemakaian busana apabila terjadi kecelakaan
misal busana copot atau kedodoran, lunturnya riasan menjadi beban moral
tanggung jawab yang diemban penata rias dan busana secara terbuka.
Hak dan
kewajibannya berkonsultasi kepada pimpinan artistik, penata panggung dan penata
tari. Usaha memberi layanan atas bentuk riasan dan pemakaian kostum tari yang
dipentaskan jadi bagian tugas kolektif dengan pimpinan artistik. Penata rias
dalam melakukan pekerjaannya diarahkan oleh pimpinan artistik dan sesuai hasil
diskusi dengan penata tari.
Kerja penata rias
mendisain riasan wajah, mengubah karakter tokoh, dan membuat desain fantasi
bisa diminta oleh penata tari. Di bawah ini adalah gambar bagaimana kerja
penata rias mengarahkan penari, dan membantu merias penari. Tata Rias untuk
riasan keseharian hanya mempertebal garis wajah. Tujuannya untuk memberikan
penegasan terhadap lekuk dan ornamen wajah secara lebih mendalam. Riasan untuk
laki-laki biasanya jarang dilakukan kecuali bagi yang memiliki kecenderungan
tampil beda di depan masyarakat.